Gambar Western Methods Of Dating Vis-à-vis Ulumul Hadis

Western Methods Of Dating Vis-à-vis Ulumul Hadis

UIN Online – Prof Dr Phil H Kamaruddin Amin MA memperkenalkan kelebihan dan kekurangan metode barat (method of dating a particular hadit) dan metode kritik hadist (takhrij al-hadith) pada pidato penerimaan jabatan guru besarnya di Auditorium Kampus II UIN, Samata, Gowa, Rabu (29/12/2010).

Prof Kamaruddin membawakan pidato penerimaan guru besarnya yang berjudul ‘Westering Methods Of Dating Vis-à-vis Ulumul Hadis’ (refleksi metodologis atas diskursus kesarjanaan hadist Islam dan barat). Ia  memaparkan fragmentasi informasi sejarah masa awal Islam laksana pecahan-pecahan cermin yang harus direkontruksi untuk mendapatkan potret yang genuine dan original tentang apa yang sebenarnya terjadi pada masa awal Islam.

“Kritik sumber (source criticism) diterapkan dalam literatur hadis oleh sarjana barat, baik hadis-hadis hukum, tafsir, atau peristiwa sejarah mereka ingin mengetahui apa sesungguhnya telah terjadi wie es eigentlich gewesen. Para sarjana barat hanya memperlajari hadis, tafsir, dan sejarah barat sebagai sumber rekontruksi sejarah Islam,” papar pria kelahiran Bontang 5 Januari 1969 ini.

“Berbeda dengan sarjana barat, sarjana muslim mempelajari hadis sebagai sumber otoritas Islam, sumber hukum, sumber moral dan tafsir,” tambah pria yang meraih gelar doktornya di Rheinischen Friedrich Wilhelms University, Bonn, Germany.

Lebih lanjut direktur project management unit (PMU) UIN Alauddin ini menyampaikan empat metode dating yang dilakukan oleh para sarjana barat untuk menaksirkan umur dan asal usul hadis. Ini seusai yang diklasifikasikan Horalad Motzki yaitu metode yang menggunakan matan, metode yang menggunakan kitab koleksi hadis dan argumentum e silentio. Metode ini berdasarkan isnad dan teori common link dan metode berdasarkan isnad dan matan.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan suami Hj Sinarliati Kamaruddin ini, telah dibukukan dalam buku berjudul The Reliability of Transmission A Reexamination of Hadith Critical Methods.

Prof Kamaruddin pun menyimpulkan bahwa metode barat atas metode kritik hadis atau sebaliknya memilki kekurangan dan kelebihan yang perlu disinergikan untuk mencapai kesimpulan tentang historisitas penyandaraan hadis kepada nabi, sahabat atau Tabiin.

Lulusan terbaik program magister Universitate te Leiden Belanda ini menyarankan kepada institusi perguruan tinggi yang menjadikan hadis sebagai salah satu subtansi kajiannya terutama program pasca sarjana, agar membuka diri demi pengembangan mutu akademik.

Pengukuhan guru besar Prof Kamaruddin ini digelar di gedung kampus II Samata Gowa yang dirangkaikan dengan wisuda sarjana UIN Alauddin yang ke – 58 dan dihadiri oleh keluarga besar Prof Kamaruddin. (*)
Previous Post AI Gunakan Gedung Perpustaakan UIN Makassar Cetak Uang Palsu Sejak September 2024, Bukan 2010
Next Post Rektor dan Pimpinan Bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Lakukan Rapat Koordinasi dengan LPP-LK