UIN Alauddin Online- Pojok Gusdurian kampus kembali di gelar oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang tergabung dalam komunitas Gusdurian Makassar dengan mengangkat tajuk "Nilai-nilai Universal Islam", yang bertempat di Pelataran Masjid kampus II UIN Alauddin Makassar, Kamis (09/09/2022)
Pada pojok gusdurian kali ini menghadirkan Muh Abdi Goncing, S.Phil.,M.Phil yang juga merupakan sekertaris prodi Aqidah Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) sebagai pemateri, serta Nur Rahmi yang merupakan mahasiswa prodi AFI sekaligus Penggerak Gusdurian Makassar sebagai moderator pada pojok yang dilakukan kali ini.
Pojok Gusdurian kampus merupakan diskusi mingguan yang dilakukan oleh penggerak gusdurian yang berasal dari berbagai macam kampus, dengan mengangkat tema sektoral yang berkaitan dengan nilai-nilai Gusdur, kemanusian, pluralisme, dan sebagainya. Pojok gusdurian terbuka untuk siapa saja tanpa melihat ras, suku, agama, dan latar belakang bagi mereka yang memiliki minat yang tinggi untuk belajar tentang pluralisme dan humanisme.
Pada pojok kali ini Muh. Abdi Goncing mengungkapkan bahwa nilai universal Islam ini tidak seharusnya hanya menjadi renungan semata,
"Nilai-nilai universal dalam Islam tidak semestinya hanya menjadi sekedar renungan, akan tetapi ia dapat menjadi kerangka berpijak khususnya bagi kita semua sebagai umat islam dalam bertindak di kehidupan sehari-hari," ungkapnya.
Selain itu ia juga menjelaskan betapa pentingnya bagi masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari,
"Bagi saya kurang lengkap rasanya jika ada yang mengaku dirinya sebagai masyarakat muslim namun masih enggang untuk menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Islam itu sendiri, karena patut diketahui bahwa nilai universal Islam sejalan dengan spirit liberatif (pembebasan) dan humanisme (kemanusiaan)," ujarnya.
Adapun Lutfi salah satu mahasiswa FUF yang menjadi peserta pada pojok gusdurian berharap agar kajian terkait nilai-nilai dan Konsep pemikiran Gusdur dapat tetap dilaksanakan,
"Dengan adanya pojok gusdurian ini bisa membuka wawasan khususnya bagi kita semua terkait bagaimana untuk menjadi lebih toleran, tentunya diskusi seperti ini harus tetap di adakan agar radikalisme dalam mempercayai keyakinan itu dapat dihilangkan," harapnya.