Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Membangun Rasa Solidaritas dan Persaudaraan Lewat KKN
04 Mei 2011
Suryani Musi
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
UIN Online
- Mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, adalah mata kuliah yang wajib diambil setiap mahasiswa. Saat ini, lebih seribu mahasiswa UIN Alauddin tengah mengakhiri masa KKN.
Dan sudah hampir dua bulan mereka berkumpul dengan mahasiswa-mahasiswa fakultas lain di UIN Alauddin, bersama di suatu desa untuk menjalankan misi tertentu. Misi yang sama yakni menyelesaikan seluruh program KKN.
Kita bisa melongok sedikit aktivitas mahasiswa yang berada di posko Desa Lengkura Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
Menurut Nur Najemia Zain mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) menyatakan bahwa kebanyakan orang menilai KKN sebagai sesuatu yang berat.
"Kita diminta untuk hidup jauh dari lingkungan kita biasa tinggal, bersama kebanyakan orang yang kita tidak kenal, dan menjalankan suatu misi bersama-sama. Tapi entah mengapa, dari awal saya mengikuti KKN ini, merasa bahwa ini bukanlah suatu tantangan berat untuk saya lewati. Saya menganggap ini adalah liburan panjang dan menyenangkan."
"Waktu yang tepat bagi saya untuk merefresh dari kehidupan normal, kuliah, tugas, dan segalanya. Waktu yang tepat untuk memulai hubungan baik dengan teman-teman baru, dan
more down to earth
. Makanan yang tidak sesuai kebiasaan? No problem! Alih-alih, makanan di desa jauh lebih lezat dari pada yang saya bayangkan sebelumnya. Semuanya dibeli dari pasar yang baru dipetik di kebun. Justru itu daya tariknya yang justru luar biasa," katanya via telepon.
Selain itu faktor dari teman-temannya yang punya karakter tersendiri membuat dia juga merasa nyaman. "Mungkin juga faktor teman-teman saya yang nyaman. Saya pikir, saya hampir dekat semua sama teman satu posko. Bersama-sama merancang program kerja dan menjalankannya. Inilah keindahan yang tak mungkin saya dapatkan di tempat lainnya," tambahnya
Cari Sinyal di Bukit
Menurut Najemia, saat menjalankan program kerja tak sekalipun mengesalkan atau membosankan. Hanya saja, kadang faktor jaringan telepon seluler (ponsel) yang kadang-kadang tak menentu membuat koordinasi agak terganggu.
"Yang membuat saya agak terganggu adalah faktor susahnya jaringan ponsel. Bayangkan, kadang kami ke bukit untuk sekedar mencari sinyal. Namun, setelah waktu berlalu terkadang saya pikir ini juga memiliki daya terik tersendiri buat saya," cerita Najemia.
Lalu ada juga karakter teman yang berbeda-beda. "Ada Samad dari jurusan ilmu perpustakaan, fakultas adab dan humaniora. Sosoknya pendiam tapi sangat tegas dan prinsipil," ujarnya Atau kordinator desanya, Suaib dari jurusan peradilan fakultas syariah dan hukum (FSH). "Tegas namun suka sekali memerintah," lanjutnya bercerita.
Banyak hal menurut Najemia terasa mengasyikkan. Seperti bersama-sama melakukan pembuatan batas desa dan nomor rumah. Atau bersama-sama membuat makanan tradisional, melakukan penyelengaraan salat jenazah, membuat keterampilan, dan sebagainya.
"Sejumlah program kerja yang diadakan yang membuat kami selalu bersama. Ya, mau tak mau menumbuhkan suatu ikatan persaudaraan tersendiri satu sama lain. Bahkan kami seperti saudara dan tak ingin berpisah," pungkasnya bercerita. (*)
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
Next Post
GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2
Berita Terbaru
Berita Populer
LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
20 September 2024
GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2
20 September 2024
Dua Dosen SPI Ikuti Sosialisasi Si Jawarba oleh Kemenag di Makassar
20 September 2024
Hadiri Simposium Internasional Makassan-Marege 2024, Ketua Produ SPI: Penting dalam Diskusi Lintas B
20 September 2024
HIMAJIP Wadahi Mahasiswa Tentang Literasi di Era Society melalui Kajian Rutin
20 September 2024
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011
Berikut Kuota Jalur SPAN-PTKIN UIN Alauddin
27 April 2018