Gambar Azmil Ihsan, Mahasiswi Ilmu Keperawatan UIN Alauddin Lolos IndonesiaNext ke San Fransisco

Azmil Ihsan, Mahasiswi Ilmu Keperawatan UIN Alauddin Lolos IndonesiaNext ke San Fransisco

UIN Online - Indonesia NEXT adalah salah satu program masterpiece CSR (Corporate Social Responsibility) TELKOMSEL berupa Training, Sertifikasi International, Communication Skill by TalkInc dan Qualification Panel yang diadakan di enam kota yaitu Makassar, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta dan Bandung. 
Salah seorang yang lolos dalam ajang ini adalah mahasiswi jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Kedokteran (FKIK) UIN Alauddin Makassar, Azmil Ihsan. Ihsan melewati berbagai tahap seleksi, diantaranya
tahap awal seleksi di Kota Makassar. 
Sebanyak 800 peserta yang menghadiri seminar sekaligus pembukaan acara IndonesiaNEXT 2017 di Baruga Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Setelah itu, Ihsan di training untuk mendapatkan sertifikasi internasional Microsoft PowerPoint 2017 selama 3 hari lalu, diujiankan. Dalam tahap ini diseleksi menjadi 60 besar dari skor tertinggi.
Selanjutnya, 60 besar mengikuti training Communication skill. Seluruh peserta dilatih langsung oleh TalkInc selama 2 hari di unhas. 
Kemudian peserta diminta untuk mempresentasikan di depan dewan juri dan akan diseleksi menjadi 20 besar.
Dari 20 besar ini, peserta diminta untuk membuat sebuah program/event yang bertujuan untuk meningkatkan market value dari telkomsel. Dalam tahap ini, Ihsan membuat program edukasi untuk ibu Hamil yang diberi nama Ibu Pintar yang akan diseleksi kembali menjadi 5 besar.
5 besar di Kota Makassar inilah yang  mengikuti Boothcamp di Jakarta-Bandung selama 10 hari. Dalam boothcamp ini kemudian bersaing dengan 5 besar perwakilan dari 5 kota lainnya.
Peserta dari 30 besar secara nasional ini lalu dilatih kembali communication skill dan memaparkan masing-masing program.
Sehingga, Ihsan terpilih dari 10 besar pemenang yang diberangkatkan ke SanFransisco dan 20 lainnya akan diberangkatkan ke Singapore. 
Perjalanan ini merupakan hadiah bagi Best Indonesia NEXT yang telah diseleksi secara nasional oleh telkomsel. Mereka adalahAzmil Ihsan - UIN Alauddin Makassar, Rahmat Ramdhani -Universitas Negeri Makassar, Nur Awalia Syahri - Universitas Hasanuddin, Rahmat Syahputra - Universitas Indonesia, Alexander Tianara - Universitas Indonesia, Fatimah Sirin - Universitas Indonesia, Angela Belinda Cecilia - Institut Teknologi Bandung, Fathia - Universitas Islam Indonesia, Cosmas Saktriandio - Universitas Ciputra, Aulia - Universitas Airlangga serta Aini Novianty - Universitas Padjajaran sebagai peserta favorit.
Ihsan bercerita di San Fransisco mereka mengunjungi kantor pusat perusahaan IT seperti Adobe, Facebook, Apple, Google, LinkedIn di Silicon Valley, Silicon Valley Merupakan daerah dimana perusahaan raksasa seperti Youtube, Google, Favebook, Apple bermarkas.
Dikatakan bahwa silicon valley merupakan kawasan tempat berkumpulnya perusahaan besar yang menguasai hampir seluruh dunia, tuturnya.
Tak hanya itu, kebahagian Ihsan dan sembilan peserta lainnya juga tergambar bertemu dengan Global Talent yang merupakan Orang Indonesia yang bekerja di perusahaan terkenal itu. Lalu, bertemu Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat) seperti Putri Tanjung (anak dari Chairul Tanjung).
Dan masih banyak lagi. Kita berdiskusi dan bertukar pikiran bagaimana pelajar dan kehidupan baik di Amerika dan Indonesia,ungkapnya.
Tak sampai disitu saja, peserta berkesempatan shortcourse di Stanford University, belajar dengan tema: How to Think Like Futurist. Stanford University merupakan kampus yang masuk dalam daftar 5 besar universitas terbaik di dunia. Serta menghasilkan lulusan yang terkenal seperti Larry Page (pendiri Google), Jerry Yang (pendiri Yahoo).
Dari program tersebut, Ihsan dapat mengembangkan pola pikir dengan bertukar pikiran dan ide dengan mahasiswa international, serta merasakan langsung hidup di tengah-tengah mereka, 
Belajar Melihat masalah sebagai suatu kesempatan dan mencari problem solving dari berbagai isu, serta melihat bagaimana perkembangan IT di negara yang merupakan ibukota teknologi di Amerika Serikat itu.
Selama 10 hari di San Fransisco, menurutnya, berkunjung ke negara orang lain merupakan sarana pendewasaan diri. Banyak sekali perbedaan yang jelas terlihat antara San Fransisco dan Indonesia. Banyak sisi positif yang patut dijadikan inspirasi dan tak sedikit sisi negatif yang perlu dijadikan pembelajaran.
Yang harus dilakukan adalah serap kebaikan sebanyak-banyaknya dari kehidupan masyakarat disini dan praktekkan kembali di Indonesia. Setidaknya mari mulai dengan diri sendiri seperti management waktu dan budaya on time, pungkasnya.
Tambahnya, membangung jaringan atau networking. Walaupun orang-orang yang ditemui sangat ahli di bidang IT dan berbeda latar belakang tetapi tidak menyurutkan niat membangun jaringan di masa yang akan datang. 
Ihsan pun tak segan untuk membeberkan hal negatif yang ditemuinya dalam perjalanan singkat ini tersebut. Ia mendapati banyaknya homeless yang tinggal dan hidup di pinggir jalan, trotoar, sudut-sudut kota baik siang maupun malam.
Bahkan berpakaian yang tidak sewajarnya, kotor, berbicara sendiri. Pernah sekali saya melihat orang gangguan jiwa yang berpakaian sangat ketat bahkan memperlihatkan bagian dadanya seraya berbicara sendiri di tengah jalan akan tetapi tidak ada orang yang memperdulikannya, bebernya.
Ia beranggapan kesenjangan sosial juga menjadi pemandangan yang buruk disana. Di tengah-tengah bangunan indah, padat serta banyaknya orang-orang yang berkehidupan kelas atas di kota San Fransisco tetapi masih banyak homeless, orang gangguan jiwa yang sangat kekurangan ditambah kurangnya kepedulian, empati, sekeliling dari mereka. 
Previous Post Alhamduliilah Prodi HKI UIN Alauddin Makassar Raih Akreditasi Unggul, Pertama di FSH
Next Post Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Jadi Narasumber Lomba Resensi Buku di Maros