Gambar Walikota Tantang SB eSA UIN Buat Pentas Kolosal

Walikota Tantang SB eSA UIN Buat Pentas Kolosal

UIN Online - Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, menghadiri acara Seminar Budaya yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya (SB) eSA di gedung Training Centre (GTC) kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Rabu (28/09/2011).

Pada kesempatan itu, Ilham menantang UKM SB eSA bersama lembaga seni kampus se- Makassar tahun 2011ini bisa menggelar pementasan kolosal yang diikuti 500 orang di Anjungan Pantai Losari, Makassar.

"Terkadang saya bikin kegiatan yang agak "gila-gilaan". Ini merupakan potensi yang cukup bagus untuk kegiatan seni. Nanti saya minta Maskur dan Dr Sabri dari eSA untuk menggagasnya," ujarnya.

"Apapun yang ingin dilakukan oleh UIN, jika itu bersentuhan dengan pengembangan potensi maka saya akan membantu untuk mewujudkannya. Apalagi juga untuk mewujudkan Makassar sebagai kota dunia," paparnya lagi.

Rektor UIN Alauddin, Prof Dr Qadir Gassing HT MS juga mendukung hal tersebut. Ia  berharap UKM-UKM lain yang ada di UIN Alauddin juga harus diarahkan untuk aktif membuat berbagai kegiatan.

"Jika beberapa tahun lalu, anggota SB eSA melakukan pementasan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), maka tantangan Wali Kota Makassar cukup masuk akal. Ke depan eSA bisa membuat kegiatan yang sifatnya lebih spektakular," ujarnya.

Rektor menambahkan bagaimana pencaturan politik di Indonesia yang tersaji lewat media massa sudah tidak selayaknya untuk ditonton. Otomatis dengan begitu budaya Indonesia yang sesungguhnya hancur dan terdistorsi. Maka trobosan barunya adalah, seni hadir sebagai penyeimbang kehidupan.

"UIN harusnya menjadi moral post. Jadi kegiatan yang seperti ini bisa menjadi pintalan atau pengobat dari pencaturan politik itu,"tambahnya.

Sementara anggota eSA, Hamdan, menyatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Rektor dan Wali Kota Makassar adalah sesuatu yang akan menguras pemikiran dan tenaga yang luar biasa. Butuh pemikiran yang cukup mendalam.

Namun, dia menyarankan melalui hasil seminar tersebut untuk direkomendasikan kepada dua orang tersebut untuk membuat satu kampung yang benar-benar seperti kampung yang sebenarnya.

Kampung, di aman setiap orang yang datang ke tempat tersebut bisa merasakan diri sendiri yang sebenarnya. "Tidak usah datang pementasan ke TMII cukup di kampung itu kita mengenal diri kita sebenarnya," katanya. (*)

Previous Post Ketua LP2M UIN Alauddin Makassar Jadi Dewan Hakim di MTQ Nasional ke-30 di Samarinda
Next Post Prodi Perbankan Syariah UIN Alauddin Hadapi Standar Internasional dengan Kurikulum OBE