Gambar Shalat Jumat di Masjid Al-Azhar

Shalat Jumat di Masjid Al-Azhar


HARI JUMAT pagi yang cerah seperti biasa selalu dihiasi dengan keceriaan anggota rombongan. Sesekali kami bercanda-tawa karena mengungkap sekilas pengalaman masing-masing semalam di sungai Nil.

Hari Sabtu, agenda kunjungan ke kampus Universitas al-Azhar Cairo tanpa protokoler serta dampingan dari kedubes. Saudara Muh. Najib dari staf kedubes RI berjanji bahwa kelanjutan dari rencana jalinan kerjasama melalui MoU memang tidak bisa hanya dengan sekali kunjungan, melainkan harus disiapkan melalui tahapan yang jelas, akurat, dan bisa diukur.

"Bahkan Pak Dubes berpesan kepada kita, para staf dan mewanti-wanti institusi di tanah air agar jangan hanya menjalin MoU saja dengan Perguruan Tinggi di Mesir, tetapi program aksinya tidak tampak di kemudian hari," kata Ali Andhika Wardana sekertaris 3 Kedubes sewaktu penerimaan rombongan kami di kedutaan beberapa hr lalu.

Kunjungan kali ini berkisar pada pengenalan lokasi universitas yang terletak dikawasan padat penduduk, sekaligus kawasan bisnis. Gedung-gedung kokoh dengan gaya arsitektur dari seribuan tahun yg lalu, mempertegas eksistensi al-Azhar sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang kuat dan berwibawa.

Al-Azhar dibangun pada abad 10 M oleh dinasti Fatimiyah, telah melahirkan tokoh kawakan kelas dunia dengan reputasi gemilang dalam kancah pemikiran dan pengembangan Islam dalam 10 abad terakhir ini.

Jelang masuk waktu shalat Jumat, kita telah masuk kawasan kampus secara tertib dengan mengisi buku tamu di gerbang kampus, diterima dengan ramah oleh seorang petugas security berpakaian biasa dengan tegur sapa yg mengisyaratkan "ahlan wa sahlan bikum" sebagaimana di gapura menandakan keterbukaan kepada siapa saja yg ingin bergabung dengan al-Azhar.

Sambil berfoto bersama di depan gedung manajemen Universitas, kami juga mencoba mencari-cari tahu letak lokasi tempat akan dibangunnya asrama mahasiswa Indonesia di dalam kawasan al-Azhar itu.

Suara qari' melantunkan ayat al-Qur'an dari menara Masjid Jami' al- Azhar, bersebelahan gedung manajemen al-Azhar menandakan waktu shalat Jumat semakin dekat, kami bergegas menuju masjid dengan tertib memasuki masjid dan mencoba mencari posisi yg tepat di depan mimbar utama.

Khotbah yang bersemangat dari seorang Syekh al-Azhar menghimbau agar umat Muslim saat ini meningkatkan pengamalan Islam dengan sebaik-baiknya sehingga Allah Swt berkenan menjadikan kita kuat menghadapi lawan-lawan kita.

Sebagaimana biasa bubar dari sholat umat bersalam-salaman baik kenal maupun tdk kenal. Dasar tampilan kita cepat ketahuan publik, tiba-tiba salah seorang pengawal Syekh Hasan Turabi dari negara Sudan memberi isyarat agar mendekat kalau ambil gambar dengan Turabi.

Sambil mengenalkan diri dari Indonesia, saya bercakap tentang aktivitas di masjid. Hasan Turabi juga tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya menjabat tangan satu demi satu sambil bergumam, "alhamdulillah Indonesia."

Masih di dalam kawasan al-Azhar kami menggunakan kesempatan melihat-lihat suasana bagian lain dari Kampus ini, dan kitapun menuju terowongan bawah tanah di sebelah barat Masjid Jami' untuk melintas ke areal Masjid Imam Husain bin Ali.

Dari kawasan ini kita melanjutkan perjalanan ke tol yg mengelilingi kampus al-Azhar dimana di sisi Timur kampus ada tanah kosong dengan pepohonan yang rindang hijau dengan penanda "al-hadiqah al-Azhar".

Sesudah makan siang kita juga diperkenalkan cara membuat kertas dari bahan baku pohon pavirus yg dikenal sebagai temuan bangsa Mesir kuno yg dijadikan sebagai alat tulis menulis yg tahan lama di seebuah Galeri di kawasa kota Giza. (*)

Previous Post KKN 75 UIN Alauddin Makassar Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Desa Anrang
Next Post Orang Muda Menjaga Tradisi, KKN UIN Alauddin Menggelar Anrang Expo 2024