Gambar Sang Pemimpi Adalah Bebek yang Produktif

Sang Pemimpi Adalah Bebek yang Produktif

UIN Online - Di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, jika ditanya soal kekayaan, orang tidak menanyakan pada berapa jumlah uang yang dimiliki oleh orang lain akan tetapi berapa banyak bebek yang dia punya.

Dari bebek-bebek tersebut kemudian berlanjut pada pertanyaan ke berapa banyak telur yang dimiliki oleh orang tersebut. Karena dari bebek atau telur tersebut menujukkan kekayaan seseorang.

Nah, di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin ini, kekayaan yang yang tak ternilai harganya adalah mantan Rektor UIN Alauddin, Prof Dr Azhar Arsyad MA. Demikian yang dikatakan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Prof Dr Imam Suprayogo.

Pernyataan tersebut disampaikan Prof Imam pada peluncuran buku Prof Azhar yang berjudul Jejak langkah Sang Pemimpi. Buku yang mengenai refleksi kepemimpinan Azhar Arsyad di gedung Auditorium Kampus II UIN Samata Gowa, Selasa (04/07/2011).

"Di Mojokerto itu, lambang kekayaan berada pada berapa bebek yang kita punya. Dan, bebek tersebut dipelihara untuk bertelur. Di Sulawesi Selatan itu, bebeknya itu adalah Prof Azhar. Dia adalah bebek yang produktif dan luar biasa. Itulah kekayaannya UIN. Kekayaannnya Sulawesi Selatan," katanya.

"Selain itu, bukti kesuksesan dari UIN ini bukan karena dari Prof Azhar saja akan tetapi juga dari dukungan ibu Arsyad. Coba kalau ibu Azhar menguasai ibu Azhar, tentu kampus ini tidak akan seperti ini jadinya," tambahnya.

Dia juga mengatakan bahwa kunci kehebatan laki-laki ditentukan oleh perempuan. Selain diumpamakan oleh bebek, dan didukung oleh istrinya, di balik kesuksesan prof Azhar yang menjabat sebagai rektor selama dua periode dia juga dikatakan meniru hadis Rosulullah Saw yang seharusnya dilakukan oleh pemimpin.

Pertama berenang yang diartikan selalu bergerak, berkuda. Kuda adalah makhluk yang susah diatur. Makanya, untuk mengatur orang-orangnya Prof Azhar memberi contoh lewat tindakan sebelum anak buahnya melaksanakan, dan yang terakhir adalah memanah. Memanah identik dengan fokus.

Dalam perjalanan karirnya, Prof Azhar mamapu membuktikan kefokusannya dengan mengubah dari status Institut ke Universitas nama UIN.

Mantan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Ir Radi A Gany juga menguatkan argumen sebelumya bahwa kesuksesannya itu ditentukan oleh siapa yang selama ini ditemaninya tidur. (*)

Previous Post 5.612 Maba UIN Makassar Ikut PBAK di Masjid Agung Sultan Alauddin
Next Post Mahasiswa KKN UIN Alauddin Bangun Desa Berbasis Nilai Islami