Gambar Menyaksikan Keajaiban Dunia di Mesir

Menyaksikan Keajaiban Dunia di Mesir

HARI Rabu (20/7) menjadi paling sibuk bagi rombongan. Kami berkunjung ke salah satu dari 7 keajaiban dunia, Piramid di Giza. Perjalanan dari hotel ke Piramid dengan bus hanya ditempuh dalam beberapa menit saja.

Melihat dari jarak dekat, bangunan spektakuler itu mengundang decak kagum. "Subhanallah", betapa tidak, pemandu menerangkan bahwa batu-batu disusun sedemikian rupa.

Dan Anda harus ketahui, batu per bongkah beratnya sekitar 12 ton dan diambil dari jarak berpuluh kilometer di selatan Giza/Kairo yakni di jalur sungai Nil bernama Aswan.

Maka bayangkan dengan alat seadanya pada jaman dulu untuk mengangkat jutaan bongkah batu hingga mencapai ketinggian sekitar 143 meter. Setiap bongkah diangkut dengan menyeretnya menggunakan sekitar 200 orang.

Tentu menguras banyak tenaga, sampai-sampai diceritakan banyak orang menemui ajalnya dalam masa pembangunan piramid tersebut. Belum lagi masa pembangunannya sampai 20 tahun atau setara 4 kali Pelita di jaman Presiden Soeharto.

Di sekitar Giza, ada 11 piramid dengan ukuran beragam. Ada yang besar sekali dan ada yang lebih kecil. Tidak jauh dari piramid terbesar ada patung Sphinx (singa berkepala manusia) yang dianggap penjaga dari sekian banyak piramid.

Apa yang ada di dalam bangunan piramid tersebut? Ternyata ada ruangan-ruangan tempat penyimpanan mayat maharaja Mesir berikut harta kekayaannya seperti emas dalam jumlah berkilo-kilo gram.

Ruangan penyimpanan harta tersebut didesain sedemikian rupa, terutama sistem pengamanan dan pengunciannya yang unik sehingga dianggap aman dari pencurian.

Untuk melepas kepenatan, beberapa anggota mencoba menunggang onta sewaan dengan bayaran mulai dari 30 pound mesir (mata uang mesir).

Ada diskusi anggota rombongan tentang rasionalitas pengangkutan batu-batu bahan bangunan piramid. Ada yang menganggap selain pengerjaan fisik juga dengan kekuatan supranatural atau bantuan dari alam makhluk ghaib.

Alasannya kualitas SDM Mesir kuno sekitar ribuan tahun sebelum masehi pasti tidaklah secanggih kualitas SDM masa kini dengan kekuatan rancang bangun alat bantu yang relatif lengkap.

Maka hampir bisa dipastikan ada kekuatan lain yang menunjang agenda pembangunan primaid monumental itu, yang disiapkan akan tahan menembus ribuan tahun dan menyeberangi antar peradaban manusia.

Dalam surah Yunus, Allah menerangkan bahwa Dia akan membuktikan sebuah persaksian maha dahsyat tentang fisik atau badan Fir'aun dari Mesir semasa dengan Nabi Musa AS. Nabi Musa diburu oleh Fir'aun bersama pasukannya hingga ke Laut Merah. Lalu Nabi Musa memukulkan tongkatnya dan lautpun terbelah.

Nabi Musa dan pengikutnya melenggang manis melintasi laut merah, sedangkan pasukan Fir'aun yang ikut dari belakang ditelan laut yang menutup kembali, Musa lolos, tapi Fir'aun tenggelam di dasar laut menemui ajalnya. Fir'aun menyesal tapi sudah tidak diterima tobatnya.

Dari Giza rombongan menuju kota Mesir Kuno di kawasan pinggiran Sungai Nil. Di sini kita mengunjungi Zinagoge Bina Ezra tempat suci orang Yahudi. Tidak jauh dari situ ada komplek kuburan Kristen Koptik Ortodox dengan bangunan berkubah dengan puncak salib.

Bangunan tersebut berseberangan dengan Masjid Amru bin al-Ash (salah seorang sahabat Nabi) yang menjadi Gubernur Mesir di masa Umar bin Khattab). Di samping Zinagoge Yahudi ada sumur yang disebut sumur Ibu Nabi Musa yang konon tempat Ibu Musa bersih-bersih jelang dihanyutkan di Sungai Nil.

Dari kota tua itu masih kental suasana hubungan antar agama bertoleransi sangat tinggi dan saling menghargai. Sesudah shalat di
Masjid Amru bin Ash, rombongan melanjutkan ke Museum Mesir di Kairo sekitar 200 meter dari tepi sungai Nil.

Badan (mummi) Fir'aun kami lihat dengan mata telanjang di dalam kotak kaca di ruangan khusus di lantai 2 bersama 11 mummi lainnya dari keluarga maharaja Fir'aun. Ada teman yang sampai mengukur panjang jasad itu dengan merentang depa dari ujung ke ujung peti mummi tersebut, lalu membuat perkiraan tinggi badan Fir'aun (Ramzes II) tidak kurang dari sekitar 160-170 cm.

Badannya tegap dengang dahi agak lebar, rambut sedikit pirang agak kemerahan dan bahu rata dengan tangan menyilang di depan dada. Sebenarnya dalam ruangan tersebut dilarang bicara dan memotret, tetapi teman-teman begitu antusiasnya berdiskusi ringan sambil menanggapi cerita- cerita yang pernah didengarnya tentang Fir'aun itu.

Di dalam museum Mesir sungguh menakjubkan, begitu banyak menumen yang dipajang. Menurut pemandu kami; total pajangan tersebut mencapai sekitar 1/4 warisan dunia ada di sini. Barang pajangan diangkut ke museum dari semua piramid maupun hasil galian dari cagar budaya purbakala Mesir kuno.

Dari museum Mesir rombongan ke Kedubes RI di Mesir yang diterima salah seorang sekretaris Kedubes Bapak Ali Andhika Wardana. Dalam suasana agak formal, mulai dari perkenalan, kata pengantar, tanya jawab serta berbagi ide. Kami bercerita sekitar jaringan kemitraan antara FTK UIN dengan Perguruan Tinggi (PT) di Mesir.

Pihak Kedubes RI berjanji untuk melakukan mediasi dengan beberapa PT di mesir termasuk Al- Azhar yang pada tahun ini Insya Allah berkomitmen dengan Pemerintah RI akan segera membangun asrama mahasiswa di kawasan al-Azhar. Bakal disiapkan tanah untuk pembangunan 4 gedung.

Tentu hal tersebut akan menjadikan hunian bagi mahasiswa Indonesia dan tak lagi tinggal seperti di rumah kontrakan seperti tergambar dalam film Ayat-ayat Cinta karangan Habiburrahman El-Sirazy.Prospek untuk mahasiswa Indonesia ke depan akan lebih baik, Insya Allah. Bagaimana nasib konsep perjanjian kesepahaman (MoU) FTK UIN Alauddin dengan pihak Al-Azhar, Kairo? Ikuti laporan besok. Salam dari Afrika. (*)

Previous Post Bahas Peran Kelapa Sawit Bagi Indonesia, Antarkan Ketua HMJ Ilmu Falak Raih Juara 2 Lomba Essay
Next Post Kuliah Umum HMJ Ilmu Perpustakaan Dorong Mahasiswa Berperan dalam Memajukan Literasi