UIN Alauddin Online - Mahasiswa Keperawatan angkatan 2023 UIN Alauddin Makassar mengadakan kompetisi debat, Selasa 19 Maret.
Ajang yang berlangsung di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar itu, mengambil tema "Dilema Etik dalam Pengambilan Keputusan Klinik".
Kegiatan ini melibatkan seluruh mahasiswa Keperawatan semester dua. Para peserta dibagi menjadi delapan tim. Mereka berkompetisi dalam tiga babak, yakni penyisihan, semifinal, hingga final.
Pada babak penyisihan, mosi yang diangkat ialah pasien yang merasa tabu menolak diperiksa area genetalianya dengan alasan agama.
Siti Fatimah dari tim satu mengungkapkan, debat tersebut berlangsung seru dan kompetitif. Masing-masing kelompok pro dan kontra saling melempar argumen berdasarkan UUD, prinsip, maupun artikel yang jelas.
"Debat tadi menjadi jembatan saya untuk bisa berproses lebih jauh lagi, adanya peningkatan kepercayaan diri dalam berbicara dan kemampuan berpikir kritis output dalam kegiatan ini," ucap Time' sapaan akrabnya.
Menang dan kalah bukanlah menjadi acuan utama, kata Time'. Melainkan ini menjadi ajang pembelajaran dalam bekerja tim agar bisa berkolaborasi dan bertukar pikiran demi mencapai hasil yang diinginkan.
"Bagaimana kita sebagai peserta debat mampu menghargai dan mendengarkan apa yang menjadi argumen lawan, itulah yang menjadi tujuan sebenarnya," tambahnya.
Salah satu juri yang sekaligus dosen pengampuh mata kuliah Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis, Eva Yustilawati M Kep mengatakan, metode ini dapat menstimulasi mahasiswa melakukan pembuktian data serta fakta secara empiris dan rasional dalam proses pengambilan keputusan klinis di pelayanan kesehatan.
"Kasus yang menjadi mosi debat adalah kasus nyata yang seringkali menjadi masalah hingga menimbulkan dilema etik bagi perawat di rumah sakit. Sedari dini, mahasiswa harus dilatih dalam menggali masalah, mengumpulkan data dan fakta, membuat alternatif penyelesaian masalah, melakukan prioritas solusi hingga membuat keputusan klinik bagi pasien," jelasnya.
"Saya harap, kegiatan ini bisa mengajarkan peserta debat dalam menentukan keputusan yang memberikan banyak kebaikan bagi pasien. Kalau dalam prinsip etik, dikenal dengan beneficence," ia mengakhiri.