Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fasilitas Kampus
Peta Kampus
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Lebih Dekat dengan Dr Nurnaningsih
23 Juni 2010
Penulis: Latifah Ulfa
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
Sejak Kecil Sosok Pemberani Bakal terasa berbeda jika Anda bisa satu jam duduk bersama dan berdiskusi dengan kandidat calon rektor nomor urut empat DR Nurnaningsih MA. Dan hal itulah yang dirasakan reporter UIN online saat bertandang ke kantor Pusat Studi Wanita (PSW) Kampus I UIN Alauddin Makassar, Selasa(22/06/2010) siang. Perempuan kelahiran Sengkang ini kemudian menceritakan pengalamannya sejak kecil hingga kini menjadi Ketua PSW di UIN Alauddin Makassar. Nurnaningsih kecil, ternyata sudah menjadi sosok pemberani di kalangan teman-temannya. Ia adalah anak yang hobi memanjat pohon dan berenang semasa kecil. Dan karena keberaniannya itu, Ningsih --demikian ia biasa disapa, juga terbilang mandiri sejak duduk di bangku sekolah dasar. Hal ini terbukti sudah bisa menghasilkan uang sendiri lewat berdagang. "Ya, dari kecil saya sudah bisa cari uang sendiri. Dulu saya sering berjualan dan saya juga tidak suka bergantung dengan orang tua," katanya saat ditemui UIN Online. "Banyak hal yang bisa saya lakukan, seperti belajar menjahit dan berjualan. Dari hal ini saya bisa berpenghasilan sendiri. Bukan hanya itu, saya juga selalu menjadi juara setiap perlombaan," tambahnya. Penyuka Segala Berangkat dari rasa kemandirian, Nurnaningsih tergolong sosok yang tidak suka memilih-milih. Termasuk ketika anak kedua dari lima bersaudara ini ditanya makanan favoritnya. "Saya menyukai segala makanan dan minuman yang ada. Saya tidak pilih-pilih soal makanan. Kalau buah, saya suka mangga. Soal penampilan, saya tidak pernah mempersoalkan. Bagi saya, berpenampilan sederhana dan apa adanya sudah lebih dari cukup," bebernya. Nurnaningsih sejak kecil memiliki cita-cita ingin menjadi seorang perwira tentara dan dokter. Hanya saja, keinginan itu tak bisa digapainya. ?Dulu saya punya cita-cita ingin menjadi perwira, atau paling tidak menjadi seorang dokter. Tapi Tuhan menakdirkan saya menjadi seorang pengajar dan saya tetap bersyukur,? papar perempuan yang suka minum kopi ini. Kunci Inggris Satu gelar yang melekat pada calon rektor nomor urut empat ini. Ningsih digelari teman-temannya sebagai ?kunci inggris?. Hal itu lantaran ia bisa mengerjakan semua pekerjaan. Tidak hanya dalam hal pekerjaan, setiap masalah pun ia mampu menyelesaikannya. Setelah ia menjabat sebagai kepala PSW, perempuan yang hobi membaca buku Al-Ghazali dan buku yang bernuansa sejarah kepahlawanan, selalu menyempatkan diri membagi waktu dan berbagi dengan keluarganya di kampung, Sengkang Kabupaten Wajo. Aktivitas kesehariannya adalah meneliti peradaban budaya dan agama yang ada di desa-desa. Menurutnya, semua budaya dan agama memiliki keunikan masing-masing. Hingga ia pun memiliki banyak teman dari berbagai suku dan agama. Salah satu hal yang unik dari perempuan kelahiran tahun 1955 ini adalah gemar memakan beras mentah. Kebiasaan ini dilakukannya sejak kecil. (*)
Kategori:
Berita dan Informasi Kampus
4.3K
Tags:
Kegiatan Kampus
4.6K
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
Penutupan Festival KIP Nasional Meriah di UINAM, STAI Yapis Takalar Raja Panggung
Next Post
UIN Alauddin Umumkan Lulusan Terbaik Angkatan ke-114, Dua Wisudawati Raih IPK Sempurna 4,00
Berita Terbaru
Berita Populer
UIN Alauddin Terima Kunjungan Benchmarking dari UI DDI Ambo Dalle
22 Oktober 2025
Penutupan Festival KIP Nasional Meriah di UINAM, STAI Yapis Takalar Raja Panggung
21 Oktober 2025
UIN Alauddin Umumkan Lulusan Terbaik Angkatan ke-114, Dua Wisudawati Raih IPK Sempurna 4,00
21 Oktober 2025
Pesan Rektor UIN Alauddin di Wisuda Angkatan 114: "Jadilah Sarjana Jernih"
21 Oktober 2025
UIN Alauddin Makassar Kukuhkan 945 Wisudawan Angkatan 114
21 Oktober 2025
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Dosen Keperawatan UIN Alauddin Loloskan 23 Soal pada Try Out UKNI ke-XXX
02 Oktober 2024
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011
Lewati ke konten
Buka bilah alat
Alat AksesVisi
Fokus Lebih Jelas
Perbesar Teks
Perkecil Teks
Spasi Teks
Grayscale
Kontras Tinggi
Kontras Negatif
Latar Terang
Nonaktifkan Animasi
Tautan Garisbawah
Mudah Dibaca
Reset