Gambar Khalil Mushaddiq Raih Juara Terbaik 2 Lomba Opini Berbentuk Essai

Khalil Mushaddiq Raih Juara Terbaik 2 Lomba Opini Berbentuk Essai

UIN Alauddin Online - Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Khalil Mushaddiq, berhasil meraih juara terbaik 2 dalam lomba opini berbentuk essai, pada kegiatan Wikithon Partisipasi Publik.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh BASASulsel Wiki Sulawesi Selatan, Minggu 27 Oktober 2024.

Pada kompetisi itu, para peserta diminta untuk memberikan tanggapan menyoal tentang isu yang harus diangkat oleh calon kepala daerah. Peserta diharuskan menanggapi tersebut dengan sebuah opini.

Khalil Mushaddiq mengangkat judul Pengetahuan adalah kekuatan: Harapan anak bangsa untuk calon kepala daerah di Sulawesi Selatan.

Dalam essaynya, Ia beropini bahwa saat peringatan 100 tahun merdeka, diprediksi Indonesia akan memperoleh bonus demografi. Ini berarti penduduk usia produktif antara 15-64 tahun akan lebih besar dibanding usia non-produktif di atas 65 tahun. 

"Usia produktif di Indonesia memperoleh proporsi lebih dari 60% jumlah total penduduk. Pemanfaatan bonus demografi itu, menurut saya tentu harus diiringi dengan penguasaan teknologi yang mumpuni. Ini dikarenakan jejaring sosial berbasis internet telah menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan manusia sekarang ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Mahasiswa semseter 7 itu menjelaskan, ada banyak hal baru dan juga budaya baru yang muncul sebagai implikasinya. Menurutnya, pendidikan sudah selayaknya hadir sebagai solusi atas segudang persoalan yang dihadapi bangsa, seperti korupsi, kurikulum, intoleransi, maraknya ujaran kebencian. 

"Salah satu penjelasan mengapa pendidikan kita tidak mampu membongkar berbagai problematika bangsa adalah kurang kuatnya cengkeraman nalar deduktif dalam pembelajaran. Paradigma deduktif cenderung mengabaikan pengalaman empiris dan kehidupan sehari-hari sebagai bagian integral dari proses pembelajaran," jelasnya.

"Akibatnya, peserta didik sulit memahami dan menguasai materi pembelajaran karena keterjarakannya dari pengalaman atau realitas kehidupan sehari-hari. Padahal inti pendidikan adalah mengalami. Oleh sebab itu, pengalaman sehari-hari adalah laboratorium terpenting dalam pendidikan," sambungnya.

Khalil menyampaikan, pada dasarnya di daerah Sulawesi Selatan, masih banyak pelosok kabupaten dan kota yang tidak merata stabilitas akses pendidikannya. Ia merasa miris, ketika di pusat perkotaan dalam wilayah  siswa-siswinya pulang dengan genggaman ide baru dan pola pikir baru, sedangkan siswa yang masih di pelosok desa dengan manajemen pengajaran yang tak optimal, serta fasilitas sekolah yang tidak mendukung konsentrasi belajar para calon emas bangsa.

"Pada tataran ini, kebijakan pemimpin di daerah untuk mengeksekusi kebijakan di bidang pendidikan diharapkan terus berpihak kepada rakyat. Tidak melulu berorientasi kepada pembangunan berdasarkan fisik dan angka. Kualitas putra daerah juga menjadi prioritas dalam mewujudkan visi misi yang diusung saat Pilkada 2024 ini," ujarnya.

Terakhir, Khalil berharap para calon yang berkompetisi di Pilkada 2024 ini dapat memprioritaskan bidang pendidikan di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.

"Amanat UU Sisdiknas, sudah dilakukan alokasi 20% APBN untuk bidang pendidikan. Sudah waktunya itu diikuti dengan realisasi 20% APBD untuk pendidikan juga. Sehingga pengetahuan tiap insan anak bangsa mampu menjadi kekuatan dalam mengatasi krisis keteladanan, moral dan berintegritas," Ia mengakhiri.

Previous Post Raudhatul Athfal Alauddin Gelar Ramah Tamah dan Tasyakuran Akhir Tahun Ajaran 2024/2025
Next Post Kaprodi Magister Akuntansi Syariah UIN Alauddin Bahas Industri Halal di Unismuh Makassar