Gambar Kembali Lahir Doktor yang Peduli Pendidikan

Kembali Lahir Doktor yang Peduli Pendidikan

UIN Online - Kembali Universitas Islam Negeri (UIN) Aluddin Makassar melahirkan doktor muda dalam bidang pendidikan Islam. Dia adalah Sukring yang berhasil memepertahankan disertasi berjudul Pendidik dalam Pengembangan  Kecerdasan Peserta Didik (Analisis Perspektif Pendidikan Islam), Senin (13/09/2011) malam.

Sukring berhasil lulus dengan lama pendidikan tiga tahun delapan hari. Dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 91, 65. Dia adalah doktor yang ke 106 di UIN. Perhelatan ilmiah tersebut berlangsung di gedung Pascasarjana (PPs) Kampus I UIN.

Dengan tim promotor terdiri dari Prof Dr H Mappanganro MA, Prof DR H Natsir A Baki MA, dan Prof Dr H Moch Qasim Mathar MA. Penguji eksternal adalah Prof DR Husni Rahim MA, guru besar dalam bidang Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lalu tim penguji terdiri dari Prof Dr Azhar Arsyad MA, Prof Dr H Bahaking Rama MS, dan Muh Wayong MEd PhD.

Secara garis besar, disertasi Sukring membahas tentang analisis peran pendidik dalam pengembangan kecerdasan peserta didik perpektif pendidikan Islam. Tujuan dari penelitian mendeskripsikan, menemukan, dan merumuskan hakekat pendidik dan peserta didik.  Pokok permasalan bagaimana peran pendidik dalam pengembangan kecerdasan peserta didik (analisis Perspektif Pendidikan Islam).

Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan atau library research. Dengan menggunakan pendekatan multi disipliner, yaitu pendekatan teologis, psikologis, dan pedagogis. Dengan metode deskriptif kualitatif, dan dengan content analisis (analisis isi) yaitu menggembarkan secara sistematis, factual, dan akaurat. Kemudian data tersebut dianalisis.

"Jika di negara bagian Barat mereka mempelajari Sains sehingga mereka pintar, apakah karena kita yang selalu mempelajari nilai-nilai keagamaan yang membuat kita jadi tertinggal?" uji Wayong.

"Iya, olehnya itu agar tidak ketinggalan, Sains dan Teknologi tidak boleh dijadikan sebagai alergi. Dalam postmoldernis Ilmu-ilmu keislaman harus dikaji ulang agar kita tidak ketinggalan," jawab promovendus.

Sedangkan Prof Mapanganro dalam pesan-pesan akademiknya, menyatakan bahwa dalam disertasi ini pengkajian tentang ajaran agama Islam masih sebagian kecil. Dulu, orang mengkaji ajaran Islam secara penuh atau kaffah. Olehnya itu wajar ketika pada awalnya Islam yang lebih dahulu bangkit sebelum bangsa Barat. (*)

Previous Post Tim LDRH UIN Alauddin Juara 2 Kompetisi Essay Hukum Tingkat Nasional
Next Post Mahasiswa Keperawatan UIN Alauddin Makassar Raih Juara Kategori Video Ter-estetik