UIN Alauddin Online - Prof. Dr. Muh. Ilham, M.Pd., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Sejarah Kebudayaan Islam melalui Sidang Senat Terbuka Luar Biasa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Rabu, 19 November 2025.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Ilham menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait krisis identitas budaya yang dihadapi masyarakat Indonesia di tengah arus globalisasi. Ia menilai bahwa nilai-nilai budaya lokal kini menghadapi ancaman serius akibat masuknya budaya asing tanpa filter yang memadai.
Guru Besar Bidang Sejarah Kebudayaan Islam tersebut menegaskan bahwa gelombang globalisasi memiliki daya yang mampu melemahkan bahkan meruntuhkan nilai-nilai budaya lokal.
“Ketika gelombang globalisasi menghantam wilayah Indonesia, kekuatannya ternyata mampu meruntuhkan dan melemahkan nilai-nilai budaya lokal,” ujarnya.
Pernyataan tersebut menjadi sorotan utama, menegaskan urgensi pelestarian warisan budaya Indonesia agar tidak semakin tergerus oleh perubahan zaman.
Prof. Ilham mencontohkan kesenian daerah seperti ludruk, wayang, dan gamelan yang kini terancam kehilangan peminat karena kalah populer dibandingkan budaya global. Menurutnya, dominasi musik Pop, Rock, hingga K-Pop di kalangan generasi muda menjadi bukti kuat penetrasi budaya asing yang begitu masif.
Lebih jauh, ia menyoroti masuknya nilai-nilai Barat yang perlahan memengaruhi pola hidup masyarakat Indonesia. Menurutnya, kondisi ini menciptakan dilema besar: mempertahankan identitas budaya sendiri atau melebur dalam budaya global.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Ilham menawarkan konsep glokalisasi sebagai strategi adaptif. Glokalisasi dipahami sebagai proses mengadaptasi pengaruh budaya global sambil tetap mempertahankan nilai-nilai lokal sebagai identitas utama.
Ia turut mengutip pemikiran Alvin Toffler: “Think globally, act locally,” sebagai prinsip untuk menguatkan kesadaran global tanpa kehilangan akar budaya.
Di akhir pidatonya, dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi itu berharap UIN Alauddin Makassar dapat mengambil peran strategis sebagai agen perubahan budaya. Ia juga mendorong perguruan tinggi untuk memperkuat kerja sama dengan komunitas lokal serta mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum pembelajaran.
Alat AksesVisi