UIN Alauddin Online - Program Studi (Prodi) Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Alauddin Makassar menggelar Workshop penyusunan revisi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Workshop itu menghadirkan Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) yang juga merupakan Guru Besar Biologi Universitas Gadjah Mada Prof Budi Setiadi Daryono S Si M Agr Sc Ph D.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FST UIN Alauddin Prof Dr Muhammad Khalifah Mustami M Pd. Dalam sambutannya, Ia berharap dengan adanya materi tersebut akan memperjelas dalam membuat dan juga implementasi kurikulum MBKM.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua dan Sekertaris Prodi, serta Dosen dan Mahasiswa.
Acara itu dilaksanakan secara blendid dalam jaringan melalui aplikasi Via Zoom Meeting dan luar jaringan yang dipusatkan di Lecture Teater Gedung utama FST, Senin (30/08/2021) kemarin.
Ketua Prodi Biologi FST UIN Alauddin Dr Musriany M Si mengatakan, MBKM adalah program untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman.
"Dari delapan item MBKM, yang pasti akan kami lakukan, pertukaran pelajar. Ini kami sudah jajaki bersama dengan Biologi FST UIN Bandung dan UIN Walisongo. Tapi tidak menutup kemungkinan banyak program lain yang akan kami lakukan," bebernya.
"Insya Allah program ini akan kami laksanakan semester genap mendatang. Sejauh ini progresnya, sudah diatas 70 % karena sebagai mana tadik narasumber banyak mengapresiasi bagaimana kurikulum kami walaupun banyak masukan karena beliau sangat detail," tambahnya.
Rencananya, lanjut Dia, kurikulum ini akan diterapkan pada Mahasiswa semester genap Angkatan 2019. Menurutnya, Angkatan tersebut layak karena 2018 sudah mau KKN, artinya sudah lewat.
"Jadi angkatan 2019 akan kami fasilitas untuk MBKM ini. Bukan kewajiban, bagi yang berminat saja, itulah sebabnya Prodi harus memfasilitasi. Respon MBKM kami sangat antusias, ini sesuatu yang sangat bagus," bebernya.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan dalam penyusunan MBKM dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu perancangan kurikulum, perancangan pembelajaran, dan evaluasi program pembelajaran.
"Penyusunan dokumen kurikulum dimulai dari perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), penetapan bahan kajian dan pembentukan mata kuliah, serta penyusunan matriks organisasi mata kuliah dan peta kurikulum," ujarnya.
Ia menjelaskan tahapan perancangan pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis agar menghasilkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) beserta perangkat pembelajaran yang lainnya, di antaranya instrumen penilaian, rencana tugas, bahan ajar, dan lain-lain yang dapat dijalankan dalam proses pembelajaran secara efisien dan efektif.
Terkahir, Ia mengungkapkan MBKM itu memang sepertinya sudah dilakukan akan tetapi masih ada hal perlu dilengkapi agar sesuai dengan juknis MBKM.
"Seperti magang misalnya, magang sesuatu yang sudah dilakukan mahasiswa nah sekarang apakah itu masuk MBKM, itu yang akan dievaluasi mungkin jam kegiatannya tadinya 2 bulan sekarang mencapai sekian SKS ditambah menjadi 4 - 5 bulan atau full 1 semester seperti itu," pungkasnya.