UIN Alauddin Online- Program studi Hubungan Internasional (HI) UIN Alauddin Makassar gelar Kuliah Tamu dengan tajuk "Masa Depan Arab Israel Pasca Konflik Rusia-Nato" pendekatan kajian Historis yang dibawakan oleh Prof. H. Ibnu Burdah,S.Ag.,M..A, yang berlangsung di Lecture Teater (LT) FUF, Kamis (20/10/2022).
Prof. Dr. Ibnu Burdah,S.Ag.,M.A., merupakan dosen Bahasa dan sastra Arab sekaligus Guru Besar kajian dunia arab dan islam kontemporer UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta
Kuliah tamu ini dimulai dengan sambutan oleh kepala program Studi Hubungan Internasional Ibu Nur Aliyah Zainal,S.IP, M.A, dalam sambutannya diakhiri dengan mengajak para hadirin agar dapat memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan,
" Saya harap kita semua dapat memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan, karena Pemateri merupakan guru besar kajian dunia arab,beliau sangat hafal Arab secara historis dan Arab kontemporer," ungkapnya.
Kemudian, dilanjutkan sambutan oleh wakil dekan III Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Bapak Dr. Abdullah Thalib M.Ag, sambutan tersebut sekaligus membuka kuliah tamu “Masa Depan Arab-Israel Pasca Konflik Rusia-Nato ”Pendekatan kajian Historis
Kuliah tamu ini dimoderatori oleh Dosen Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar Bapak Achmad Abdi Amsir,S.IP,M.A.
Prof. H. Ibnu Burdah,S.Ag,M.A membuka kuliah tamu dengan membacakan puisinya berjudul “Merpati Putih”, puisi tersebut terkait dunia Arab yang merindukan dan mencari perdamaian, ia kemudian melanjutkan kuliah tamu dengan mendefinisikan terkait apa dan siapa Arab? Menurut beliau negara Arab secara politik ada 22 negara dari teluk Arab hingga atlantik dan mengklaim mereka adalah bangsa Arab,
"Arab ada dua jalur yakni yang pertama, jalur al qahtani disebut Arab selatan atau Arab asli, yang kedua ialah jalur keturunan dari Nabi kita percampuran bangsa Aramai dengan al qahtani disebut Arab Mustaribah," ujarnya.
Selanjutnya guru besar UIN Sunan Kalijaga ini menjelaskan terkait pembagian dunia Arab dengan empat kelompok geokulturan,
" Pembagian dunia Arab kedalam 4 kelompok geokultura, yakni Arab Teluk yang sacara sosial ekonomi menuju liberalime sedangkan secara politik meunju otoritanianisme, Arab Levant merupakan panggung peradaban dunia Arab sekarang menjadi panggung konflik, Arab Aliran Nil dan Tanduk Afrika yang serta Arab Barat," sambungnya.
Terakhir ia membagi konsep terkait Arab yakni yang pertama,Timur Tengah merupakan konsep yang dibangun berdasarkan Eropasentric yang dimana makna istilah ini pada perkembangannya juga mengalami pergeseran, baik perluasan maupun penyempitan secara diakronik seiring dengan peristiwa-peristiwa sejarah yang mengelilinginya.
Yang kedua, dunia Arab merupakan konstruk yang kompleks yang tidak hanya meliputi aspek geografi dan politik, tetapi juga mencakup dan justru yang terpenting masalah sosial dan kebudayaan.
Dunia Arab sesungguhnya adalah imaginasi yang melampaui geografis yang terkait dengan ke-Araban (‘uru>bah) yang berada di wilayah yang sering disebut al-wat}an al-‘arabiy. Ke-Araban adalah identitas yang bertumpuk-tumpuk dan berlapis-lapis yang menyangkut etnisitas, sejarah, bahasa, dan aspek kebudayaan yang lain, serta terpengaruh oleh dinamika politik baik lokal, kawasan, maupun internasional.
Yang ketiga, Asia barat dan Afrika Utara merupakan Benua yang dimana negara negara dunia Arab berada. dan yang keempat adalah Iran, Turki, Afganistan, Pakistan, Israel merupakan negara negara yang termasuk Timur tengah maupun negara yang berada di Asia Barat dan Afrika Utara namun, bukan merupakan negara dunia Arab
Acara diakhiri dengan antusias peserta mengajukan pertanyaan terkait Dunia Arab serta Konflik Dunia Arab dengan Israel yang kemudian dijawab oleh Prof. H. Ibnu Burdah,S.Ag,M.A.