UIN Alauddin Online - Prof Dr H Abd Rasyid Masri, S Ag M Pd M Si MM resmi dikukuhkan sebagai guru besar atau Professor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Pria asal Desa Ara Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba itu dikukuhkan dalam bidang Ilmu Sosiologi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).
Prof Dr H Abd Rasyid Masri, S Ag M Pd M Si MM dikukuhkan melalui Sidang Senat Terbuka Luar Biasa di gedung Auditorium, Kampus II UIN, Kamis (27/01/2022).
Mantan Dekan FDK itu dalam pidatonya menawarkan gagasan Restorasi Sosial Indonesia: Revitalisasi Nilai Sosial Kurtural Era Industri 4.0 dalam Perspektif Sosiologi.
Ia mengungkapkan, saat ini realitas sosial masyarakat Indonesia menunjukkan perubahan sosial yang begitu cepat didorong oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, perubahan sosial ini terjadi dikarenakan ragam efek Covid-19 mempengaruhi dan berhasil menggeser nilai nilai sosial kultural kehidupan umat manusia sebagai individu, keluarga maupun masyarakat bangsa dan tatanan kehidupan dunia Internasional.
"Kemajuan masyarakat modern di era industri 4.0 berdampak berdampak positif. Namun, sisi lain mengancam eksistensi umat manusia khususnya nilai nilai sosial kurtural, tradisi dan kearifan lokal masyarakat Indonesia," paparnya.
Pria kelahiran Gresik Surabaya Jawa Timur itu menguraikan, untuk mencegah dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di era industrialisasi 4.0 maka dibutuhkan kehadiran ilmu sosiologi.
"Ilmu Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan alternatif dalam mendorong memperkuat nilai sosial budaya, nilai etnis manusiawi, ontologis interdisipliner dan epistemologi fungsional bagi keslahatan umat manusia," tuturnya.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan tantangan berat dan nyata bangsa Indonesia di era industri teknologi informasi yakni masih kurangnya SDM yang memadai di banyak sektor yang dibutuhkan.
"Masih kurangnya SDM TIK sehingga dibutuhkan program prioritas pengembangan SDM yang terampil, cerdas, dan religius yang handal dan memiliki penguasaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Hal itulah, lanjut Prof Rasyid Masri restorasi sosial dibutuhkan guna mengembalikan nilai nilai sosial kultural jati diri masyarakat Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan karakter dan menciptakan ruang ruang dialog antar warga.
"Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk mengembalikan semangat gotong royong dan saling memberi serta membantu sesama warga bangsa," ucapnya.
Terakhir, Ia menekankan pendidikan multikulturalisme dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Selanjutnya, menumbuhkan kepedulian sosial dan kesetiakawanan sosial dan program pemberdayaan nilai sosial kultural di masyarakat.
"Gagasan pentingnya restorasi sosial diharapkan dapat menjadi sebuah pemikiran solutif pentingnya revitalisasi kurtural, menguatkan kembali jati diri bangsa memperkokoh kembali rasa kekeluargaan," pungkasnya.