Gambar Delegasi UIN Alauddin Makassar Juara 1 Lomba Essay Tingkat Nasional

Delegasi UIN Alauddin Makassar Juara 1 Lomba Essay Tingkat Nasional

UIN Alauddin Online - Delegasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar berhasil meraih Juara 1 Tingkat Nasional, pada Essay Competition Dynamic "Dies Natalis: Youth, Ambition, and Collaboration" yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Jumat 8 November 2024.

Delegasi tersebut terdiri dari empat orang mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, yaitu Muh Alghifari, M Fikrar Saputra, Rabbisulyani, dan Nuraiman.

Pada essay yang bertemakan "Peran Teknologi dalam Meningkatkan Efektivitas Bimbingan konseling" mereka mengangkat judul "SiPeka: Platfrom Digital Anti Perundungan Menuju Eskalasi Efektivitas Bimbingan Konseling di Lingkungan SMP dan SMA".

Dalam isi essay tersebut, dikatakan bahwa pencegahan dan penanganan kasus perundungan di lingkungan sekolah merupakan prioritas yang harus segera ditangani oleh pihak sekolah dan pemerintah guna melindungi perkembangan mental, perilaku, serta emosional siswa. 

"Kasus perundungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun tidak hanya berdampak pada kesehatan mental siswa, tetapi juga berpotensi menghambat perkembangan mereka secara sosial dan akademis. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah strategis yang inovatif untuk menangani fenomena ini," katanya.

Lebih lanjut, Ia menuturkan, salah satu solusi yang dapat ditawarkan ialah dengan 
menciptakan platform digital yang efektif, yaitu SiPeka( Sistem Peduli Korban Anti Perundungan), yang berfungsi sebagai platform bimbingan konseling berbasis teknologi digital.

"SiPeka hadir sebagai inovasi revolusioner yang menghubungkan korban perundungan dengan pihak berwenang, termasuk guru, sekolah, dan melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai lembaga yang tugasnya bersentuhan langsung dengan anak. Aplikasi ini tidak hanya menjadi saluran pelaporan, tetapi juga menawarkan solusi komprehensif dalam menangani permasalahan perundungan di lingkungan pendidikan," tuturnya.

Ia pun menjelaskan, keunggulan utama SiPeka terletak pada jaminan kerahasiaan data dan informasi pribadi pelapor, yang dilengkapi dengan teknologi enkripsi terkini. Hal tersebut akan menciptakan ruang aman bagi siswa SMP dan SMA yang rentan terhadap intimidasi untuk melaporkan kejadian tanpa rasa takut akan pembalasan. 

"Lebih dari sekadar platform pelaporan, SiPeka menawarkan fitur edukasi interaktif yang memberdayakan siswa. Pengguna tidak hanya dapat mengakses informasi tentang hak-hak anak dan strategi pencegahan perundungan, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam menciptakan konten edukatif. Pendekatan ini membangun rasa kepemilikan di kalangan siswa, mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan dalam komunitas mereka," jelasnya. 

Ia menambahkan, forum diskusi yang disediakan SiPeka menjadi wadah bagi siswa untuk berbagi pengalaman, memberikan dukungan emosional, dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam memerangi perundungan. 

"Hal ini menciptakan jejaring dukungan sosial yang kuat, yang sangat penting dalam proses pemulihan dan pemberdayaan korban," tambahnya.

SiPeka memiliki arti mendalam yang mencerminkan esensi dari aplikasi ini yakni peduli dan tanggap. Platform tersebut dirancang untuk menjadi respons cepat terhadap setiap laporan perundungan yang masuk, sekaligus memastikan bahwa setiap kasus ditangani dengan cermat dan tuntas.

"Kolaborasi antara Kemendikbudristek serta  KPAI dalam pengelolaan platform ini bertujuan untuk memutus rantai budaya 
perundungan yang telah mengakar di kalangan siswa. Dengan dukungan pemerintah, SiPeka diharapkan dapat menjadi bagian dari sistem bimbingan konseling yang lebih efektif di lingkungan sekolah," Ia mengakhiri.

Previous Post Menag RI Prof Nazaruddin Tekankan Dosen Harus Terus Belajar, Jangan Hanya Tahu Mengajar
Next Post Hadiri Dies Natalis ke-59 UINAM, Menag Tegaskan Indonesia Sebagai Pusat Peradaban Islam di Dunia