UIN Alauddin Online - Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar bekerja sama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar kegiatan Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren bertema “Transformasi Pendidikan Pesantren”.
Acara ini berlangsung di Ruang Rapat Senat Lantai 4 Gedung Rektorat UIN Alauddin, dengan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di bidang pendidikan dan keagamaan. Kegiatan ini diadakan pada Rabu, 26 November 2025.
Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WITA ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Ali Yafid, S.Ag., M.Pd.I. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya penguatan legalitas dan pemberdayaan ekonomi pesantren sebagai bagian dari transformasi pendidikan nasional.
Ali Yafid menguraikan bahwa saat ini terdapat 415 pondok pesantren umum, 39 pendidikan kesetaraan pondok pesantren, 8 madrasah, 4 sistem pendidikan muadalah, 629 madrasah diniyah ta’miliah, dan 4.240 Lembaga Pendidikan Al-Qur’an.
Menurut pengakuannya, sudah ada 66 pondok pesantren yang diberi bantuan ekonomi untuk dikelola secara mandiri. Jadi, banyak pesantren yang bisa mengembangkan usaha laundry hingga peternakan. Ditambah lagi, pemerintah daerah pun memberikan bantuan.
“Tidak ada pemerintah daerah yang menolak untuk memberikan bantuan, terutama kalau kita sudah memberikan pemahaman,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, bahwa komunikasi sangatlah penting dalam menerima bantuan dari pemerintah daerah. Terlebih, ada pemberian sertifikat dari tanah milik pemerintah daerah. Tanah itu diperlukan untuk jadi sarana kantor di kecamatan.
Ia juga menyatakan, dukungan Presiden terhadap pendirian Direktorat Jenderal Pesantren menjadi langkah nyata pemerintah dalam mendorong transformasi pendidikan pesantren menuju kemandirian dan penguatan sistem kelembagaan.
Acara halaqah ini menjadi bagian dari komitmen Kementerian Agama untuk memperluas akses dan kualitas pendidikan berbasis pesantren, serta mewujudkan pesantren sebagai aktor utama dalam pembangunan karakter bangsa.
Penulis: Fina Efendi - Mahasiswa Volunteer Humas Prodi Ilmu Komunikasi
Alat AksesVisi