Gambar  Problem Salafi Kontemporer Antar Jajan Sobari Jadi Doktor

Problem Salafi Kontemporer Antar Jajan Sobari Jadi Doktor

Problem Salafi Kontemporer Antar Jajan Sobari Jadi Doktor

 UIN Online-Kepala Madrasah Aliyah Negeri Limboto Gorongtalo, H Jajang Sobari meraih gelar doktornya dalam bidang Ilmu Pemikiran Islam, usai promosi doktor, Rabu (12/12/2012) tadi malam. Perhelatan ilmiah tersebut digelar di gedung Pascasarjana (PPs) UIN Alauddin Makassar, kampus I.

Penelitiannya bertujuan untuk mengkaji sacara mendalam problematika dokrin keagamaan salafi masa kini dengan menggunakan  studi kepustakaan (library research). Penelitiannya bersifat kualitatif.

Ia kemudian menemukan, paham keagamaan salafi  merupakan paham keagamaan Islam yang relatif baru, walaupun kaum salafi mengklaim paham keagamaannya telah ada semenjak Rasulullah saw, dengan alasan, cara beragama mereka merujuk kepada cara beragamanya generasai pertama Islam yaitu salaf al- saleh.

“Dokrin salafi yang problematik penerapannya masa kini yaitu:  Hijr al mubtadi ( isolasi terhadap pembuat bid’ah), sikap apolitik, mengharamkan demokrasi, mengharamkan berorganisasi, dan kembali kepada al quran dan as sunnah sesuai pemahaman salaf al- salih,” katanya ketika memaparkan isi disertasinya sebelum diuji.

Doktrin tersebut menurut Wakil Badan Wakaf Gorongtalo ini, menjadi sangat problematik ketika berhadapan dengan kondisi kekinian dan kemoderenan, misalnya: pertama, Hijr al- mubtadi, salafi memandang setiap perilaku umat Islam yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Kedua, ikut campur dalam proses politik adalah Sesutu yang diharamkan karena politik dalam pandangan salafi ialah kelicikan dan kedustaan,  ketiga,  demokrasi dalam pandangan salafi ialah sistem kufur yang tidak ada sangkut pautnya dengan Islam. Keempat,  dampak  penolakan terhadap sistem demokrasi dan penolakan terhadap perilaku bid’ah ialah haramnya berorganisasi, kerena tidak ada pada zaman rasulullah. Kelima, dokrin kembali kepada al-Qur’an dan sunnah, bagi salafi itu tidak cukup hanya kembali kepada al Qur’an dan sunnah begitu saja, tetapi harus berdasarkan pada pemahaman salaf al salih. Hal ini, diyakini bahwa merekalah yang paling memahami isi kandungan al-Qur’an dan sunnah.

Ia mengelompokkan salafi menjadi tiga kelompok besar, yaitu, salafi jihadi, salafi mutawasit, dan salafi dakwah.

Ditanya dari salah seorang penguji apakah ia seorang salafi, ia hanya menyatakan dirinya pengamat Salafi. Namun, penguji eksternal,  direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra justru menekankan jika memang Jajang Sobari seorang salafi, ia tidak bersalah. Yang salah jika doktrinnya tersebut ia paksakan ke orang lain.

Jajan Sobari kemudian dinyatakan lulus dengan IPK, 92, 63  setelah memperjuangkan isi disertasinya di hadapan para penguji dan promotor yang terdiri dari Prof Qasim Mathar, Prof Ahmad M Sewang, Prof Kamaluddin Abunawas, Prof Darussalam Syamsuddin, Prof Kamaluddin Abunawas, dan Prof Azyumardi Azra, Prof Musafir Pababari, Prof Samiang Katu.

Previous Post Riset Peternakan Sapi di Bulukumba, WR III UIN Alauddin Makassar dan Tim Dapat Dana Hibah Rp 5 M
Next Post Dua Tim Dosen UIN Alauddin Makassar Lolos Pendanaan Riset, Dapat Rp10 M