UIN Alauddin Online - Wakil Dekan III Kemahasiswaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Universitas Islam Negeri (UIN) Syahrir Karim M Si Ph D jadi pembicara pada Forum Bulanan Lapar Sulawesi Selatan, Rabu 6 Maret 2024.
Kegiatan itu bertajuk "Menelisik Problem Pemilu 2024". Forum ini dihadiri peserta dari berbagai lembaga, baik lembaga negara seperti Bawaslu, KPU, maupun lembaga mahasiswa.
Selain Syahrir Karim, kegiatan ini juga menghadirkan Komisioner Bawaslu Sulsel Alamsyah, Koordinator JPPR Sulsel Nurlira Goncing, Ketua AJI Makassar Didit Hariyadi, dan Koordinator Devisi Advokasi Lapar Sulsel Altriara Pramana Putra Basri sebagai narasumber.
Dalam kesempatan tersebut Syahrir Karim menjelaskan, dengan begitu banyak problem pada penyelenggaraan Pemilu 2024, akan menyebabkan demokrasi Indonesia jalan di tempat.
"Cawe-cawe yang dilakukan oleh partai politik yang kalah ke istana negara harusnya tidak terjadi, dan dibangunlah konsolidasi antara paslon 1-3 sehingga menghasilkan kekuatan oposisi di masa mendatang," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses pemilu harusnya dapat menjadi evaluasi dalam melihat bagaimana demokrasi Indonesia di masa mendatang.
"Proses pemilu jadi indikator dalam melihat apakah demokrasi di negara kita mengalami kemajuan atau malah penurunan," tuturnya.
Adapun A Tenri Wuleng anggota Lapar Sulsel sekaligus moderator forum bulanan menyimpulkan dari hasil diskusi para narasumber bahwa terdapat 3 tantangan dalam proses demokrasi,
"Terdapat 3 tantangan yang tentu hadir dari proses dinamika demokrasi yang tidak sehat ini, yakni tantangan substansial, tantangan teknis, tantangan pragmatisme," tutupnya.