UIN Alauddin Online - Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar Sidang Promosi Doktor oleh Idrus L, di Gedung Profesi Pendidikan Guru UIN Alauddin Makassar, Rabu 8 Mei 2024.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Direktur Pascasarjana Prof Dr Abustani Ilyas M Ag, dan dihadiri oleh Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone Prof Dr Syahabuddin MbAg, Wakil Rektor III IAIN Bone Prof Lukman Arak Lc MA, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Bone Dr Ishak S Pd M Pd, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bone Prof Dr Abdulahanaa M HI, Ketua LPM IAIN Bone Dr Ridhwan M Ag, serta beberapa dosen IAIN Bone.
Idrus L, S Pd I M Pd berhasil meraih gelar doktor (S3) setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Lontara Latoa Tana Bone Perspektif Pendidikan Islam, dengan konsentrasi Pendidikan dan Keguruan.
Dalam presentasinya, Dr Idrus menyampaikan daru hasil penelitian yang dilakukan, terdapat 31 nilai-nilai kearifan lokal dalam lontara Latoa Tana Bone.
"Ada 31 yakni Alempureng (kejujuran), Amaccang (kecerdasan), Asitinajanh (kepantasan), Agettengeng (keteguhan), Reso temmanggigi (usaha keras pantang menyerah), Warani rialempureng (berani dalam kebenaran), Sabbara (sabar), Sipakalebbi (saling menghargai), Sipakatuo (saling membantu), Sipakaingnge (saling mengingatkan tentang kebaikan), Sipakatau (saling mengasihi), Mali siparappe rebba sipatokkong (saking tolong menolong dalam kesulitan), Mappesona ri dewata seuwae (nilai ketuhanan, senantiasa mengabdi dan tawakkal kepada Tuhan), Addennuang (tanggung jawab), Temmappasilaingeng (nilai-nilai keadilan), Maradde ri ada na gau (nilai-nilai kedisiplinan), Taro ada na gau (komitmen), Assimellereng (persaudaraan), Matike (cermat), Malabo (dermawan), Akkalarudduseng (keteladanan), Siri (harga diri), Tunru (ketaatan), Sukkuru (pandai bersyukur), Tudang sipulung (musyawarah), Ajennanggeng (manajemen), Maradeka (kebebasan), Wawang ati mappaccing (bawaan hati yang baik), Mapaato (rajin), dan Makkiade' (nilai-nilau kesopanan)," jelasnya.
Ia menambahkan, nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam lontara Latoa Tana Bone menaruh perhatian besar terhadap penanaman nilai-nilai akhlak pada orang bugis.
"Meskipun pendidikan nilai dan sifat-sifat terpuji lainnya tidak sepenuhnya dilakukan atas dasar perintah agama melaikan atas dasar kewajiban mewariskan nilai-nilai dan norma-norma sosial, namun disadari atau tidak, nilai-nilai kearifan dalam lontara Latoa ditemukan keselarasan dengan pendidikan Islam yang ber-magnum opus pada Al-Qur'an dan Hadits," tambahnya.
Dosen tetap IAIN Bone itu juga mengatakan salahsatu nilai yang masih terjaga di Tana Bone ialah memperlakukan tamu bangsawan sebagai raja.
"Setiap tamu bangsawan yang datang di Tana Bone, sampai sekarang masih disambut selayaknya raja, bahkan tamunya diberikan gelar," Ia mengakhiri.