Gambar Sidang Promosi Doktor Hasrul, Kaji Anak Putus Sekolah di Kabupaten Mamuju

Sidang Promosi Doktor Hasrul, Kaji Anak Putus Sekolah di Kabupaten Mamuju

UIN Alauddin Online - Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar sidang promosi doktor oleh Muhammad Hasrul SE M Si, di LT Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Selasa 9 Juli 2024.

Promovendus berhasil meraih gelar doktor (S3) setelah mempertahankan disertasi berjudul "Penyebab dan Strategi Penanganan Anak Putus Sekolah Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabupaten Mamuju Perspektif Ekonomi Islam".

Pada pemaparan disertasinya, Dr Hasrul menuturkan bahwa anak putus sekolah di Kabupaten Mamuju tergolong tinggi dan sangat memprihatikan. Menurutnya, pemerintah belum sepenuhnya menjadikan hal tersebut sebagai prioritas utama dalam penganggaran.

Lanjut Ia menjelaskan, tingginya angka anak putus sekolah di Kabupaten Mamuju dipengaruhi oleh empat faktor yakni faktor sosial, faktor ekonomi, faktor geografis, dan faktor demografi.

"Aspek ekonomi, rendahnya perhatian orang tua, fasilitas belajar-mengajar, minat dan motivasi anak untuk sekolah, latar belakang pendidikan orang tua, lokasi dan jarak sekolah dengan rumah yang jauh, lingkungan pergaulan, anak bekerja, menikah dan aspek kesehatan, masih menjadi penyebab utama anak putus sekolah di Kabupaten Mamuju," jelasnya.

"Berdasarkan pra riset yang saya lakukan, ditemukan bahwa terdapat banyak anak yang mengalami putus sekolah dengan berbagai alasan, misalnya berhenti sekolah karena diolok-olok temannya, kemudian ada juga berhenti sekolah dengan alasan kelelahan. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya motivasi dari orangtua kepada anak, terlebih orangtua yang sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan pendidikan sang anak," tambahnya.

Ia pun menyampaikan, terdapat dua strategi yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah Mamaju yaitu strategi intervensi dan strategi pencegahan, sehingga angka anak putus sekolah dapat ditekan sekecil mungkin.

"Strategi intervensi ditujukan pada penanganan anak usia sekolah yang saat ini tidak bersekolah atau berada di luar sistem pendidikan yang baik, sedangkan strategi pencegahan ditujukan sebagai upaya terencana dan sistematis untuk memutus terjadinya anak putus sekolah yang disebabkan karena orang tua, pemerintah, maupun masyarakat," Ia mengakhiri.

Previous Post Prof. Andi Aderus dalam Pandangan TGB: Berilmu, Berbakti, dan Moderat
Next Post Expo Kewirausahaan 2025 Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2022 .