Gambar Satu Lagi Doktor Bidang Pendidikan Dilahirkan UIN Alauddin

Satu Lagi Doktor Bidang Pendidikan Dilahirkan UIN Alauddin

UIN Online - Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kembali melahirkan doktor baru dalam bidang Pendidikan. Sulaiman Taha berhasil melewati proses promosi doktor di gedung Program Pascasarjana (PPs) UIN Kampus I, Senin (07/06/2011) malam.

Sulaiman Taha berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Efektifitas Manajemen Ma'had Ali dalam Reproduksi Ulama di Sulawesi Selatan. Promotor kali ini adalah Prof dr H Mappanganro MA, Prof Dr H Nasir A Baki MA, dan co promotor Prof Dr Hj Andi Rasdiyanah.

Adapun sebagai tim penguji pada promosi kali ini terdiri atas, penguji satu adalah Prof Dr H Abd Rahman Getteng, penguji dua Prof Dr H Muh Room MPdI, dan penguji tiga Prof Dr H Ahmad M Sewang MA.

Sulaiman Taha berhasil lulus sebagai doktor dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,5 atau menyandang predikat amat baik sebagai doktor dalam bidang Pendidikan. Dan Sulaiman menjadi doktor ke-92 yang ditelorkan di UIN Alauddin.

Disertasi Sulaiman Taha fokus membahas dan meneliti tentang efektivitas manajemen Ma'had Aly dalam reproduksi ulama di Sulsel. Sub pokok masalahnya adalah bagaimana profil dan eksistensi Ma'had Aly, bagaimana implementasi manajemen pendidikan Ma'had Ali dalam upaya reproduksi ulama di Sulsel. Lalu faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat manajemen implementasi pendidikan di Ma'had Ali serta solusi dalam upaya reproduksi ulama di Sulawesi Selatan.

Metodologi penelitian yang dipakai dalam penelitiana ini adalah bermula dari penentuan lokasi dan jenis penelitian, metode penedekatan yang berdasarkan pada teori-teori pendekatan pendidikan, dan bidang ilmu lain yang mendukung seperti pendekatan psikologis, metodologi normatif yang datanya merujuk paada field research dan library research.

Data utamanya bersumber dari data primer yang diperoleh lansung dari lokasi peenlitian pada Ma'had Aly dengan cara pengambilan polusi dan sampel. Adapun produser pengumpulan datanya melalui angket, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Pengolahan dan analisis datanya secara kuantitatif dalama bentuk tabel dengan cara membagi hasil data dengan distribusi frekuensi, serta data sekunder yang diperoleh melalui telahan dalam berbagai literatur, serta informasi lainnya yang ada kaitannya dengan efektivitas maanjemen Ma'had Ali dalam reproduksi Ulama di Sulawesi Selatan.

Penelitian disertasi ini merumuskan kesimpulan pokok bahwa pengelolaan Ma'had Ali di Sulawesi Selatan dalam rangka reproduksi ulama tergolong efektif  bila dilihat dari segi efektivitas implementasi manajemen organisasi, manajemen kurikulum dan manajemen metodologi pengajaran.

Pada segi manajemen organisasi Ma'had Ali dikelola oleh sebuah yayasan dan perguruan tinggi lengkap dengan struktur organisasi yang mapan dan pembagian tugas yang jelas. Pada segi manajemen  kurikulum berdasarkan pada kurikulum nasional PTAI dan kurikulum lokal yang masing-masing disusun oleh Ma'had Ali.

Pada segi manajemen metodologi pengajaran lebih menekankankan metode penyampaian mata kuliah yang disesuaikan dengan materi yang disajikan, namun secara garis besarnya terdapat dua metode pengajaran yang dominan dilakukan, yakni metode ceramah, dan metode diskusi dan tanya jawab. Dari stategi balajar mengajar, kelihatan pula dari adanya keseragaman bentuk metode yang digunakan, yakni dengan bentuk halaqah.

Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa terdapat faktor pendukyng dan penghambat manajemen Ma'had Ali. Faktor pendukungnya adalah berjalannya manajemen organisasi secara baik pada segi kurikulum diterapkannya gabungan kurikulum pesantren dan PTAI, ditambah dengan program keterampilan lainnya.

Faktor pendukung lainnya adalah maha santri yang memiliki kemampuan  bahasa Arab dan penguasaan kitab-kitab kuning. Hal ini terjadi sebab masing-masing Mahad Ali intens melaksanakan pengajian  dalam bentuk halaqah.

Faktor penghambatnya adalah efektifitas manajemen Mahad Ali dalam upaya reproduksi ulama di Sulawesi Selatan, yakni dari segi organisasinya masih mengejawantah sistem kepemimpinan  kiai yang bersifat tradisional, dan secara kelembagaaan di setiap Mahad Ali memiliki mahasantri dari luar pesantren dan nonpesantren.

Mahasantri yang berlatar belakang dari pesantren berbeda degan mahasantri yang berasal dari nonpesantren.  Praktis bahwa tipe ulama yang dihasilkan akan berbeda-beda pula dan tidak merata kapasitas ilmunya yang dimiliki.

Berdasarkan adanya faktor penghambat tersebut, maka sebagai solusi bagi mahad Ali dalam upaya reproduksi ulama di Sulawesi Selatan adalah dituntut untuk tetap konsisten pada penguasaan berbagai disiplin ilmu keagamaan untuk meraih gelar ulama atau kiai, tafaqquh al-din, yang memiliki kompetensi dalam mengelola manajemen secara mapan, tersebut terwujud apabila setiap Mahad Ali mengutamakan pembinaan secara intens dengan mempertahankan dan mengalakkan sistem halaqah.

Berdasarkan rumusan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka hasil akhir dari penelitian ini berimplikasi pada pentingnya keberadaan Mahad ali dalam upaya mreproduksi ulama yang tidak terlepas dari tiga unsur manajemen, yakni manajemen organisasi, manajemen kurikulum, dan manajemen metodologi pengajaran. (*)

Previous Post Prodi KPI Bekali Mahasiswa Akhir Soal Penyusunan Skripsi melalui Pelatihan KTI
Next Post Dosen Pascasarjana UIN Jadi Narasumber Talk Show Literasi Digital