Gambar Rektor UIN Lakukan Antisipasi Gerakan NII

Rektor UIN Lakukan Antisipasi Gerakan NII

UIN Online - Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) di media makin santer dibicarakan oleh media. Ini karena semakin giatnya NII memobilisasi dan merekrut massa. Apalagi sasaran paling utamanya adalah mahasiswa karena dinilai memiliki potensi besar sebagai penyokong dana maupun tenaga dan pemikiran.

Karena itu Rektor Universitas Islam Negri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Dr H Qadir Gassing HT MS selalu mewanti-wanti agar waspada terhadap gerakan tersebut. Terutama mahsiswa UIN Alauddin yang bisa jadi menjadi sasaran.

Hal itu disampaikan Prof Qadir ketika memberikan amanah kepada Dekan Sains dan Teknologi (FST) yang baru dilantik, Dr Muhammad Halifah Mustami SAg MPd di gedung Rektorat kampus II Samata Gowa, Jumat (27/05/2011).

"Kepada Pak PR III, PR II, dan Dekan tolong coba teliti mahasiswa apakah ada  mahasiswa yang mnganut NII atau tidak. Selain itu juga tolong perikasa dosen yang radikal," katanya.

Selain itu, rektor juga sempat menyatakan bahwa standar radikal inilah yang kadang susah untuk dinilai. Tapi yang pastinya adalah mahasiswa atau dosen yang menganut NII dan bersifat radikal. "Radikal itu juga susah ya, karena terkadang kita juga menginginkan dosen yang sedikit radikal," katanya disambut tawa peserta.

Di antara proses baiat (pengambilan sumpah setia) ketika seseorang akan hijrah (berpindah) ke NII (Negara Islam Indonesia), para mahasiswa yang jadi korban untuk diambil uangnya itu diminta menyatakan sumpah. Sumpah ini bagian dari rangkaian metode cuci otak yang membuat para korban remaja berumur 18 hingga 20-an rela menyerahkan uang dari hasil menipu orang tuanya.

Tim Investigasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan hasil penyelidikannya yang didapat dengan cara meminta para mahasiswa ini mengingat-ingat isi sumpah. Dari sembilan pernyataan dalam sumpah, tiga diantaranya gagal diingat-ingat oleh para korban.

"Para korban mahasiswa kami yang pernah disumpah mengaku menyatakan sumpah ini saat baiat di Jakarta, di tempat yang mereka tidak ketahui di mana, karena matanya ditutup," kata Nasrullah, Humas UMM, Selasa (26/4/2011). (*)

Previous Post LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
Next Post GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2