Gambar Program Khusus Kajian Keislaman UIN Dibiayai Negara

Program Khusus Kajian Keislaman UIN Dibiayai Negara

UIN Online - Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin, Makassar, memiliki program studi khusus khusus kajian keislaman. Menariknya, mahasiswa program khusus ini dibiayai oleh Kementrian Agama RI.

Hal ini dibenarkan Ketua Jurusan SKI UIN Alauddin, Dra Susmihara MPd. Menurutnya prodi kajian keislaman adalah program langka yang ada di Indonesia. Dan setiap tahunnya sangat minim peminat.

Karena itu untuk keberlangsungan jurusan ini, segala pembiayaan yang dikeluarkan mahasiswa seperti pembayaran SPP, praktikum, matrikulasi (bahasa), pengembangan akademik, bantuan living kost dan uang buku dibiayai oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kementrian agama.

"Khusus program khusus kajian keislaman, memang dibiayai seratus persen oleh negara melalui Diktis Kemenag. Karena itu, kami berharap banyak calon mahasiswa baru yang berminat mendaftar," kata Susmihara, Selasa (3/5) kemarin.

Saat ini, prodi yang lebih menekankan pada kajian keislaman ini memiliki mahasiswa sebanyak 20 orang. Mereka mempelajari mata kuliah non regular seperti Tafsir, Hadis, Fiqih, Aqidah Akhlak, Tafizul Qur'an, Sejarah Islam dan pendalaman dua bahasa (Bahasa Inggris dan Arab).

"Dengan adanya jurusan ini diharapkan dapat menghasilkan alumni yang lebih berkompetensi dibidang agama dari pada jurusan yang lain. Mahasiswa kajian keislaman ini selain mempelajari mata kuliah reguler mereka juga mempelajari mata kuliah regular. Sehingga substansi kajian keislaman tetap ada tapi jurusan juga tetap mereka ketahui," ujarnya.

Lanjut Susmihara, selain itu mereka juga memiliki Pembina yang ada di asrama. Pembina itulah yang mengontrol mereka baik dari segi bahasa dan akidah agama mereka setiap saat.

Menurut salah seorang pembina, Zainal Abidin MHi, proses belajar mahasiswa yang ada di program khusus kajian keislaman ini lebih padat dari pada mahasiswa yang lainnya karena mereka mengikuti perkuliahan dari pagi sampai malam.

Tentu saja dalam persoalan kuliah yang padat tidak dipungkiri setiap mahasiswa terkadang memiliki kejenuhan. Hal ini pun dirasakan oleh mahasiswa yang berada di kajian keislaman.

"Untuk menangani hal tersebut kami serahkan sepenuhnya pada mahasiswa tapi kami dari pembina tetap memberikan mereka arahan. Terkadang kami mengajak mereka jalan pagi habis salat subuh atau jalan sore," ujar Zainal Pembina bagian Bahasa ddan Tafizul Qur'an.

"Tapi direncanakan akan diadakan kunjungan setiap bulannya ketempat-tempat bersejarah. selain mereka bisa refresingmereka juga bisa belajar. Ini sebenarnya usulan dari mahasiswa kami dari Pembina hanya bisa mendukung mereka," tambahnya. (*)
Previous Post LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
Next Post GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2