Gambar Prof. Amin Abdullah Paparkan Empat Agenda Transformasi Studi Islam Kontemporer di UIN Alauddin

Prof. Amin Abdullah Paparkan Empat Agenda Transformasi Studi Islam Kontemporer di UIN Alauddin

UIN Alauddin Online - Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kembali menghadirkan tokoh pemikir Islam terkemuka dalam kuliah umum yang digelar Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Selasa, 2 September 2025. Acara yang berlangsung secara hybrid ini menghadirkan Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, Guru Besar Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan materi tentang urgensi Islamic Studies Integratif dalam merespons tantangan zaman. Dalam pemaparannya, Prof. Amin menguraikan empat agenda utama yang menurutnya krusial bagi pengembangan studi Islam di era kontemporer. Pertama, perubahan sosial dan disrupsi peradaban. Ia menjelaskan bahwa 150 tahun terakhir dunia mengalami pergeseran radikal melalui globalisasi, migrasi, revolusi ilmu pengetahuan, hingga transformasi teknologi digital. “Disruption selalu ada di setiap zaman, dan kita harus bisa beradaptasi,” tegasnya seraya mencontohkan bagaimana platform digital seperti TikTok turut membentuk pola pikir generasi muda. Kedua, interaksi lintas iman (greater interfaith interaction) yang semakin intens di masyarakat. Hal ini, menurut Prof. Amin, menuntut pembaruan metode pemahaman kitab suci dan hadis agar lebih menekankan nilai penghormatan terhadap al-karamah al-insaniyah (martabat kemanusiaan). Ketiga, kewarganegaraan setara (equal citizenship). Ia mengingatkan bahwa semua warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan konstitusi tanpa kecuali. “Pemahaman agama tidak boleh melampaui konstitusi. Bahaya sektarianisme dalam pendidikan agama harus diantisipasi sejak dini,” ujarnya. Keempat, kesetaraan gender dan integrasi keilmuan. Menurutnya, wacana kesetaraan gender dalam studi Islam telah berkembang sejak 1990-an melalui kajian seperti Fiqh al-Nisa al-Mu‘ashir. Namun, tantangan saat ini adalah memperbarui paradigma berpikir di program studi keislaman agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Lebih lanjut, Prof. Amin menekankan pentingnya pendekatan integratif dalam memahami teks keagamaan. “Bukan Qurannya yang diubah, tapi pendekatan memahami Qurannya yang perlu diperbarui. Integrasi keilmuan menjadi kunci melahirkan pemimpin empatik, berwawasan luas, dan mampu mencegah konflik sosial,” tuturnya. Kuliah umum ini diharapkan tidak hanya menambah wawasan akademis, tetapi juga menginspirasi sivitas akademika UIN Alauddin Makassar untuk terus menghadirkan studi Islam yang inklusif, relevan, dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Previous Post Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar Ajarkan Siswa SDN 31 Lau Cara Buang Sampah yang Benar
Next Post UIN Alauddin Dampingi Menag Jenguk Korban Insiden Kebakaran Gedung DPRD di RS Grestelina