Gambar Pentingnya Membangun Suasana Belajar

Pentingnya Membangun Suasana Belajar

UIN Online – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa dan Inggris (BSI)  mengadakan seminar dan workshop pengajaran bahasa Inggris di gedung A kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sabtu (21/5/2011). Seminar yang dihadiri 77 peserta ini mengangkat tema To Create Teachers for Future.

Menurut salah seorang pemateri, Amirullah SPd MPd, menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, tentu saja dalam melaksanakan proses pengajaran dibutuhkan sebuah metode khusus yang dapat menarik perhatian siswa.

“Dalam melaksanakan proses pengajaran diperlukan teknik-teknik pengajaran yang biasanya menggunakan alat-alat pengajaran. Di Indonesia model pengajaran yang digunakan cukup beragam hal ini juga terjadi di Eropa,” ujar Amirullah.

Metode menerjemahkan dan memahami teks yang menjadi pembahasan masih banyak sekolah-sekolah yang menggunakan metode ini. Menurut Amirullah, metode ini awalnya digunakan pada tahun 60-an namun sampai saat ini masih banyak digunakan.

"Metode ini cocok bagi kelas pemula tapi jika dilihat dari kondisi perkotaan saat ini metode ini tidak relevan karena sudah banyak anak-anak yang tahu bahasa Inggris. Bahasa inggris yang kita pelajaran di SMP saat ini sudah mereka pelajari di bangku sekolah dasar,” terang Amirullah.

Dalam melaksanakan sebuah pengajaran ada sangat banyak metode yang bisa digunakan seperti PPP (Presentation, Practice, and Production) yang ideal untuk digunakan atau PRC (Authentic use, Restricted use and Clarification and focus) dalam teknik ini lebih pada bagaimana menarik perhatian siswa dalam belajar.

"Tapi apa pun teknik yang digunakan dalam belajar tapi seorang guru perlu tahu bagaimana membangun suasana positif dapa saat mengajar karena tugas guru menjadi seorang fasilitator,“ jelas Amirullah yang membawakan materi english teaching method.

Sementara menurut Muhammad Basri Jafar MA PhD, bagaimana kita bisa memahami dan tahu bahasa Inggris kalau kita masih menyebutnya bahasa asing, artinya kita memang sudah menganggapnya sebagai hal asing.

“Kalau kita sebuat asing, ya pasti asing, kita tidak tahu. Tapi coba kita gunakan bahasa Inggris seperti kita enaknya menggunakan bahasa Indonesia, Bugis atau bahasa Makassar,” papar Muh Basri. (*)
Previous Post LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
Next Post GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2