UIN Alauddin Online – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., menegaskan posisi strategis Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar sekaligus negara demokrasi terbesar di dunia. Ia menilai modal tersebut menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat penting dalam isu-isu global, termasuk upaya mewujudkan perdamaian di Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Menag saat membuka Seminar Internasional bertema “Towards a Two-State Solution: Peran Kunci Presiden Prabowo Subianto dalam Mewujudkan Perdamaian di Gaza” yang digelar di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin Makassar, Senin 17 November 2025.
Dalam paparannya yang mengusung topik “Presiden Prabowo Subianto sebagai Pemimpin Dunia Islam: Dari Peran Periferal ke Peran Mainstream”, Menag menekankan bahwa Indonesia memiliki keunggulan strategis yang tidak dimiliki negara Muslim lainnya.
“Perlu diketahui, dunia Islam sekarang ini tidak ada yang sebaik posisinya Indonesia,” tegasnya.
Menag memaparkan bahwa jumlah penduduk Muslim Indonesia saat ini mencapai 246.973.915 jiwa, menjadikan Indonesia negara Muslim terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga menjadi negara berpenduduk mayoritas Muslim pertama yang berhasil menyelenggarakan pemilihan presiden secara langsung.
Menurut Menag, kombinasi antara demokrasi, nilai-nilai keagamaan, dan dasar negara Pancasila menjadikan Indonesia negara yang beradab dan mampu mengambil peran penting dalam diplomasi internasional.
“Salah satu sila kita adalah kemanusiaan yang adil dan beradab, yang mengajarkan keadaban publik,” ujarnya.
Merespons tema seminar, Menag turut menyinggung pengakuan dunia terhadap peran Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyampaikan bahwa istilah “The Prabowo Solution” mulai dibahas dalam wacana global sebagai pendekatan baru dalam penyelesaian konflik, termasuk konflik Palestina–Israel.
Di akhir sambutannya, Menag menyerukan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan global.
“Kita harus beralih dari kekuatan individu menuju kekuatan kolektif—the power of we,” tandasnya.
Seminar internasional ini juga menghadirkan sejumlah narasumber lain, yaitu Wakil Menteri Luar Negeri RI H. Anis Matta, Lc., antropolog dari Boston University Prof. Robert W. Hefner, jurnalis Palestina Revda Selver Iseric, serta pemerhati Palestina Dr. H. Das’ad Latif, S.Sos., S.Ag., M.Si., Ph.D.
Alat AksesVisi