UIN Alauddin Online - Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Alauddin Makassar melakukan kunjungan pada Jemaah an-Nadzir di Kelurahan Boronglompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa dengan mengusung tema "Menyimak Perbedaan, Merayakan Keragaman".
Dalam kunjungan yang merupakan bagian dari Praktikum Kompetensi tersebut, mahasiswa AFI disambut langsung oleh pimpinan Jemaah an-Nadzir, Samir Nadzir.
Ustaz Samir menyampaikan pandangannya terkait agama Islam. Tidak luput pula ia menjelaskan asal-usul lahirnya komunitas yang khas dengan berpakaian serba hitam dengan sorban di kepala dan rambut yang diwarnai.
Menurut pria yang pernah menjadi inisiator Komite Penegakan Syariat Islam (KPPSI) ini, bahwa kendati mereka (Jemaah an-Nadzir) seringkali mendapat labeling pejoratif di masyarakat, mereka tidak mempersoalkannya. Namun demikian, ia selalu terbuka untuk berdialog dengan siapa saja, termasuk non-muslim sekalipun.
"Kerena penampilan yang begini, kami seringkali dipandang sebagai kelompok yang eksklusif dalam beragama. Padahal, kami terbuka dengan siapa saja. Bahkan, awal-awal kami mendiami tempat ini (Kelurahan Boronglompoa), tidak sedikit orang yang mendatangi kami karena dianggap sebagai sesat," katanya.
Tak hanya dari respon warga setempat saat awal kedatangannya ke Boronglompoa, ia bercerita bahwa pihaknya beberapa kali sempat didatangi aparat kepolisian karena dianggap sebagai teroris.
"Kami beberapa kali dikunjungi oleh Densus 88 karena dianggap kelompok teroris. Padahal, kami biasa saja. Rujukan kami adalah Alquran dan Hadis, seperti muslim lainnya," ujar Samir Nadzir.
Sementara itu, perwakilan Ketua Prodi dalam sambutannya pun menyebut bahwa tujuan Praktikum Kompetensi ini adalah agar dapat membuka wawasan mahasiswa AFI tentang pemahaman keagamaan yang beragam.