Gambar Kuliah Rektor UIN Alauddin di Napoli: Islam Indonesia Menekankan Persamaan dan Perdamaian

Kuliah Rektor UIN Alauddin di Napoli: Islam Indonesia Menekankan Persamaan dan Perdamaian

Jakarta. deplu.go.id (Jumat, 14 Mei 2010) - Sejarah mencatat bahwa Islam masuk ke Indonesia bukan melalui kekuatan penaklukan, tetapi diperkenalkan dengan semangat toleransi dan penuh kedamaian oleh para pedagang Arab dan Persia yang singgah di kota-kota pelabuhan dan pesisir pantai Indonesia pada abad ke-7 dan berkembang pesat pada abad ke-13 melalui para wali (sufi). Hal ini disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof. Dr. Azhar Arsyad saat memberikan kuliah umum di Universit? Napoli Orientale (UNO), Rabu (12/5) dengan tema ?Perkembangan Islam di Indonesia?. Kuliah umum di Napoli merupakan upaya rintisan KBRI Roma untuk memperkenalkan Islam di Indonesia pada Fakultas Studi Islam di UNO sebagai perguruan tertua di Italia, yang mengajarkan studi ketimuran sejak tiga abad silam. Prof. Azhar menjelaskan bahwa Wali Songo, yang dikenal sebagai sembilan sufi terkemuka di Indonesia, mengajarkan Islam dengan semangat penuh toleransi mengenai persamaan manusia (human equaility) di lingkungan masyarakat Indonesia yang berbeda agama, kepercayaan dan budaya. Dalam sejarah Indonesia moderen, semangat ini kemudian berkembang menjadi sumber pemersatu bangsa Indonesia di bawah motto Bhineka Tungga Ika. Sedangkan terkait dengan insiden terorisme yang sempat mengguncangkan Indonesia beberapa tahun lalu, Prof Azhar menekankan tindakan tersebut bukanlah ajaran Islam, tetapi hanya tindakan sekelompok kecil penganut Islam yang membajak agamanya dengan interpretasi menyimpang atau didorong oleh kepentingan politik tertentu. Hal serupa juga terjadi pada perjalanan sejarah semua agama, termasuk penganut Kristen di Irlandia, Hindu di Srilangka dan Budha di Myanmar. Prof. Azhar yakin bahwa kelompok fundamentalis ekstrim yang jumlahnya tidak lebih dari 2 persen dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia tidak akan mampu bertahan karena masyarakat Indonesia yang demokratis tidak akan mau didikte oleh kelompok yang memperjuangkan kepentingannya melalui jalan kekerasan. Indonesia dalam beberapa tahun terakhir aktif memajukan dialog antar agama dan budaya, bukan hanya dalam lingkup bilateral, tetapi juga antarkawasan dan bahkan di tingkat global. Prof. Azhar mengajak sekitar 75 mahasiwa dan dosen yang hadir untuk mempelajari lebih mendalam lagi model Islam Indonesia di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Melalui Prof. Agustino Cilardo, Dekan Fakultas Studi Islam-Arab, Rektor UIN Alauddin menawarkan beasiswa kepada mahasiswa UNO untuk belajar model Islam Indonesia di Makassar selama satu semester atau satu tahun melalaui program beasiswa, yang disambut tepuk tangan meriah para mahasiswa. Pada kesempatan yang sama, juga telah diserahkan 128 buku tentang Indonesia yang berasal dari sumbangan pribadi para staf KBRI Roma kepada Dekan Fakultas Sastra dan Filsafat UNO, Prof. Amneris Roselli. Diharapkan hal tersebut tidak saja melengkapi koleksi kepustakaan UNO, tetapi juga dapat mendorong minat para mahasiswa setempat kepada studi bahasa dan sastra Indonesia di Italia. (Sumber: KBRI Roma)
Previous Post Yudisium 23 Mahasiswa, WD I FAH Harap Kontribusi dalam Pengembangan Sejarah Peradaban Islam
Next Post Ditutup Kaprodi, Bioleaf IX HMJ Biologi Resmi Berakhir