UIN Alauddin Online - Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk “Islam dan Negara Modern” pada Kamis, 11 Desember 2025 di Ruang Rapat Senat, Lantai 4, Gedung Rektorat Kampus II. Salah satu pembicara yang hadir ialah Prof. Dr. Hussein Mottaqi, perwakilan Al-Mustafa International University Asia Tenggara.
Dalam pemaparannya, Prof. Hussein menyampaikan bahwa hubungan antara agama, negara, dan modernitas merupakan isu sentral dalam kajian politik Islam kontemporer. Ia menjelaskan bahwa negara modern dibangun di atas konsep nasionalisme dan sistem birokrasi, sementara negara Islam berlandaskan prinsip otoritas ilahiah.
Ia kemudian menguraikan teori negara madani berprinsip Islam yang berupaya mengharmonisasikan nilai-nilai modern dengan prinsip-prinsip syariat. Selain itu, ia menyinggung konsep islamisasi negara modern yang mengintegrasikan nilai Islam ke dalam struktur pemerintahan kontemporer.
Dalam konteks Indonesia, Prof. Hussein menawarkan teori kelima, yakni Negara Pemerintahan Islam Nusantara. Pendekatan ini memadukan teori-teori sebelumnya dengan kekhasan sejarah, budaya, dan corak masyarakat Indonesia yang tidak ditemukan di negara lain.
Lebih jauh, Prof. Hussein menyoroti perjalanan Islam dalam merespons modernitas sejak masa Nabi Muhammad SAW hingga era kontemporer. Ia menilai bahwa tantangan modernitas kerap disalahpahami akibat dominasi perspektif orientalis dalam kajian-kajian Barat.
Menurutnya, Islam memiliki khazanah intelektual yang kaya dan mampu beradaptasi secara dinamis terhadap perkembangan zaman. Karena itu, umat Islam tidak perlu memandang modernitas sebagai ancaman selama memahami substansi ajaran Islam.
Ia juga menyinggung kesamaan pola hubungan antara agama dan budaya di Indonesia dengan Iran. Di kedua negara, peran ulama menjadi jembatan yang menghubungkan nilai agama dan realitas sosial dalam menghadapi perubahan modern.
Menutup pemaparannya, Prof. Hussein mengapresiasi peran para wali dalam proses penyebaran Islam di Nusantara. Kemampuan mereka memadukan nilai budaya lokal dengan ajaran Islam dinilai sebagai kunci keberhasilan islamisasi di Indonesia.
Penulis: Fina Efendi – Mahasiswa Volunteer Humas, Prodi Ilmu Komunikasi
Alat AksesVisi