Gambar Kopertais Wilayah VIII Monitoring serta Evaluasi PTS di Bulukumba dan Sinjai

Kopertais Wilayah VIII Monitoring serta Evaluasi PTS di Bulukumba dan Sinjai

UIN Alauddin Online - Wakil Ketua Kopertais Wilayah VIII Sulawesi, Maluku dan Papua DR KH Hamsah Harum melakukan monitoring dan evaluasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM)  Kabupaten Sinjai, Minggu (13/06/2021).

Menurut Dosen UIN Alauddin Makassar itu, kunjungan itu dilakukan karena Perguruan Tinggi tersebut salah satu  andalan dan punya mimpi menjadi Universitas.

"Karena itu ada target menjadi Universitas,  syaratnya beberapa Prodi yang harus dimiliki. Jadi kami ke lapangan meninjau apa  langkah maju kesitu dan kebetulan sekali IAIM Sinjai ini sudah mengajukan borang untuk membuka 7 Prodi baru dan 7 Prodi itu kami memastikan persiapannya apakah sudah memadai atau seperti apa jangan sampai sudah terkirim lalu ada penyekatan yang perlu dibenahi," bebernya.

Lebih lanjut, Dr KH Hamsah Harum mengatakan monitoring dan evaluasi dilakukan sebagai tupoksi Kopertais sendiri, yakni pengawasan, pembinaan, pembimbingan dan pengendalian.

"Kopertais Wilayah VIII memastikan apakah Perguruan Tinggi kita itu berjalan sesuai regulasi yang ada terutama terkait proses implementasi  Tri Dharma Pengguruan Tinggi," katanya, saat ditemui Reporter di Kabupaten Sinjai.

Sebelum Ke Kabupaten Sinjai, beberapa hari sebelumnya Dr KH Hamsah Harum juga melakukan kunjungan di Kabupaten Bulukumba. Ia melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan apa langkah langkah Ketua STAI Al-Ghazali beralih status menjadi Institut.

"Kami turun kelapangan untuk memberikan arahan ditingkat Pimpinan supaya persiapan mereka itu fokus untuk bagaimana bisa mempersiapkan alih status dari Sekolah Tinggi menjadi Institut," ujarnya.

 "Kami sudah melakukan pertemuan secara spesifik dengan Pak Ketua dan juga Ketua Yayasan serta para Dosen untuk mengarahkan proses Tri Dharma Pengguruan Tinggi itu juga dipastikan proses perkuliahan harus berjalan lancar apakah offline dan online," tambahnya.

Selain itu, Ia memastikan jumlah rasio antara Mahasiswa dan Dosen itu terpenuhi, begitu juga sarana dan prasarananya ditinjau jangan sampai Mahasiswa membludak tapi mereka tidak mendapatkan Ruang kuliah memadai sehingga proses perkuliahan tidak lancar.

Terakhir, Ia berharap perguruan tinggi yang dikunjungi itu jika memiliki sebuah kendala atau kekurangan segera melakukan pembenahan dan langkah langkah produktif untuk bisa mengatasi problem.

"Paling tidak mereka bisa tampil menjadi perguruan tinggi swasta bisa diandalkan kedepan," tutupnya.

Previous Post Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Raih Akreditasi A dari Perpusnas RI
Next Post Talk Show UIN Alauddin-BPIP RI, Bahas Isu Intoleransi, Ekstrimisme dan Radikalisme