Gambar In Memoriam Kak Ancha

In Memoriam Kak Ancha

Haidir Fitra Siagian, Pelajar Ph.D. Universiti Kebangsaan Malaysia / Dosen UIN Alauddin Makassar, di Kampus UKM Bangi, Selangor Darul Ehsan, Kuala Lumpu

UIN Online - Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Pada dini hari kamis pekan lalu, setelah selesai shalat lail, tiba-tiba saya mendapat SMS dari seorang rekan yang meyampaikan pesan duka cita.  Drs. H. Muh. Anshar Ilyas, Kepala Bagian Umum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar telah berpulang ke rahmatullah, mohon doa restu.

Demikian isi pesan singkat tersebut. Walaupun saya sudah mengabdi sebagai dosen  sejak tahun 2006, namun selama ini saya tidak banyak berkomunikasi dengan almarhum. Sebelum menjadi Kepala Biro, almarhum adalah kepala bagian perencanaan UIN. Beliau juga pernah menjadi ajudan Rektor IAIN Prof. Dr. Hj. Andi Rasdiyanah Amir sekitar tahun 1980-an.

Yang saya ingat tentang almarhum adalah ketegasannya dalam mengatur pelaksanaan upacara bendera setiap tanggal 17 bagi anggota Korpri unit UIN. Almarhum tidak segan-segan turun mengatur pelaksanaan upacara bila ada petugas yang tidak tepat dalam melaksanakan tugasnya.

Saya pernah melihat sepatunya terpercik lumpur dan celananya penuh rumput karena harus keluar-masuk lapangan yang becek untuk mengatur petugas upacara. Maka benarlah kata Rektor UIN Prof. Dr. H. A. Qadir Gasing, bahwa susah menemukan pengganti almarhum di lingkungan UIN saat ini, karena almarhum penuh dedikasi dan loyalitas yang tinggi.

Saya terakhir berkomunikasi dengan Kak Ancha, demikian biasa almarhum kami panggil, pada bulan Desember 2010 yang lalu. Ketika itu sebagai Sekretaris Eksekutif  Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, saya membawa surat yang ditujukan ke Rektor UIN.

Maksud surat itu adalah  untuk pemanfaatan kursi-kursi dan furnitur dari Kampus I Alauddin yang tidak dipakai lagi namun masih layak pakai untuk kepentingan organisasi dan perguruan Muhammadiyah yang masih kekurangan kursi, meja, dan lemari. Namun hingga saya berangkat ke sini untuk sekolah, saya belum mendapat kabar tentang realisasi maksud surat tersebut.

Almarhum meninggal dunia dalam usia yang terbilang masih cukup muda, 46 tahun. Menyusul beberapa pegawai UIN yang sudah terlebih dulu menghadap Sang Khalik dalam satu tahun terakhir ini, juga masih dalam usia masih muda, diantaranya Muhammad Kemal, Agussalim, dan Syahrir Utuh.

Rektor benar, mereka semua adalah pegawai terbaik di lingkungan UIN, tidak ada bandingannya. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah mereka, mengampuni segala dosa-dosanya, dan memberikan tempat yang layak di sisi-Nya. Amien.***
Previous Post Andi Muhammad Syafar, Dosen UINAM Tekankan Pentingnya Literasi IT Berbasis Medsos di Tengah Gempuran
Next Post Kenalkan Perpustakaan ke Maba, Dr. Andi Ibrahim Tegaskan Gerbang Sukses Akademik Mahasiswa