UIN Alauddin Online - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Alquran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP) UIN Alauddin menggelar kajian Perspektif Alquran (Keren), Epistimologi Gender dalam Al-Qur’an 'Wacana Tentang Fitrah Laki-laki dan Perempuan" pada Rabu (18/8/2021) melalui Zoom Meeting.
Pemateri kegiatan, Dr Hj Aisyah Arsyad, MA mengatakan, gender perlu diperbincangkan lantaran hubungan yang tidak harmonis antara laki-laki dan perempuan yang selevel dan antara laki-laki dan perempuan yang sebaya atau seumur atau tidak seumur.
"Secara sederhana gender adalah relasi antara laki-laki dan perempuan. Patriarki problem utama sepanjang sejarah tentang perempuan yang merupakan representasi dari identitas maskulin yang memiliki kehendak atas kekuasaan. Kekuasaan ini tidak serta merta dioperasikan laki-laki dan perempuan, tapi yang paling utama adalah membangun sistem kekuasaan yang dapat dipakai oleh siapapun untuk melakukan penindasan," paparnya.
Konsep Rijal dan Nisa adalah gender, gender dan Kesetaraan berbeda, gender adalah seperangkat sifat, peran, tanggung jawab, fungsi, hak dan perilaku yang melekat pada diri laki-laki dan perempuan akibat bentukan budaya atau lingkungan masyarakat tempat manusia itu tumbuh dan dibesarkan.
"Kemudian dikotomi maskulin atau laki-laki dan feminin atau perempuan. Kesetaraan gender adalah kondisi perempuan dan laki-laki menikmati status yang setara dan memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala bidang kehidupan," urainya.
Tak sampai disitu, ia mengurai dasar teori gender adalah konsep yang membicarakan relasi antara perempuan dan laki-laki serta cara bagaimana relasi itu dibangun dan didukung oleh masyarakat.
Adapun konsep nature, beranggapan bahwa ketimpangan peran sosial antara laki-laki dan perempuan bersumber dari kekhususan konsepsi kimiawi dalam tubuh atau body chemistry dan struktur anatomi biologi kedua jenis makhluk tersebut, dan berbeda dari segi brain, hormon dan evalusioner psikologi karena adanya sifat-sifat maskulin atau feminin.
"Konsep narture, beranggapan bahwa terbentuknya perilaku karena adanya pengaruh dari luar seperti parenting, peers dan struktur sosial," pungkas Dosen Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir, FUFP, UIN Alauddin ini.