UIN Online - Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema U) UIN Alauddin Makassar, menggelar Seminar Nasional dengan tema "Peran Mahasiswa Sebagai Garda Terdepan Pencegahan Intoleransi dan Radikalisme Lintas Kampus untuk Mencegah Konflik Horizontal” di Ballroom Alauddin Convention, Makassar, Selasa (20/42021).
Kegiatan tersebut menghadirkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan H. Ni’matullah Erbe yang diwakili oleh Andi Januar Jaury Dharwis, S.E. , Dosen UIN Alauddin, Prof. Aisya Kara Serta Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dan Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman yang terhubung secara Daring melalui aplikasi Zoom.
Ketua Dema U UIN Alauddin Makassar Isra Abdi Syamsu dalam sambutannya mengatakan, mahasiswa perlu mendapatkan pemahaman dan pencerahan terkait gerakan intoleransi hingga paham radikalisme. Menurutnya, hal ini penting untuk melawan perkembangan pemikiran intoleransi, kalangan akademisi perlu melakukan kolaborasi, bersinergi, dan menjalin komunikasi.
"Intoleransi ini bisa memecah belah mahasiswa yang juga mengancam kesatuan bangsa,” kata Isra.
Isra lanjut menjelaskan, di kalangan mahasiswa, masih terdapat sejumlah pemikiran intoleran yang rentan menimbulkan konflik antar mahasiswa dan memecah belah masyarakat. Ia mengatakan, kecenderungan paham intoleran kerap menjadi awal bagi paham lain yang berkembang dan melawan hukum contohnya aksi vandalisme hingga radikalisme.
“Kami berharap kepada teman-teman mahasiswa, melalui acara-acara seperti ini kita mendapatkan paham-paham baru sebagai kebalikannya yaitu anti-intoleransi dan anti-radikalisme,” kata Isra Abdi Syamsu.
Ke depannya Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Alauddin Makassar akan meningkatkan literasi dan edukasi. Bagaimana membendung gerakan-gerakan intoleran masuk kampus. Menurut Isra, pihaknya berencana mengadakan kajian-kajian, diskusi, dan seminar, tentang paham-paham berbahaya yang berupaya masuk ke lingkungan akademik.
“Sementara ini kami sedang menyusun rencana untuk teman-teman mahasiswa seperti kajian, diskusi, Webinar, seminar dan lain-lain,” ujar dia.
Menutup peryataannya Isra bersyukur sampai saat ini tidak menemukan paham intoleransi masuk ke kampus mereka. Ia menjamin UIN Alauddin Makassar siap menjadi garda terdepan dalam memerangi kedua paham yang bertentangan dengan hukum dan konstitusi negara tersebut.
“Kami segenap keluarga besar siap melawan, siap membendung perkembangan paham-paham tersebut. Alhamdulillah, sampai kini kami tidak menemukan intoleransi ini di kampus,” ujarnya.
Sementara itu, Eks Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Aisya Kara mengatakan pentingnya Mahasiswa menjadi Agen of Change dalam membangun pemahaman keagamaan.
“Ini (Agen of Change) penting agar karena tujuan global terorisme ini berubah dari targetnya yaitu dari orang tua menuju ke anak muda,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia membeberkan pentingnya peran mahasiswa membangun jejaring dan kolaborasi dalam basis internal agama penting diperkuat
“Buatlah Jejaring dan kolaborasi, basis internal agama harus diperkuat, itu yang harus di lakukan oleh mahasiswa adalah melakukan kolektif action menuju NKRI yang kuat,” tutupnya.