UIN Alauddin Online - Jurusan Keperawatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar menyelenggarakan workshop bertema Artificial Intelligence (AI) in Research sebagai upaya meningkatkan kompetensi akademik mahasiswa dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) di bidang pendidikan dan penelitian. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Senat Gedung Rektorat, Rabu, 24 Desember 2025.
Ketua Jurusan Keperawatan, Ilhamsyah, S.Kep., N.S., M.Kep., dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya jurusan dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi proses akademik, termasuk penyusunan skripsi dan pengembangan riset keperawatan.
Ia menyampaikan bahwa artificial intelligence memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas penelitian keperawatan berbasis praktik ilmiah, selama digunakan secara etis dan bertanggung jawab.
“Penggunaan AI tidak boleh hanya bertujuan untuk mempermudah, tetapi harus tetap sesuai dengan kaidah karya tulis ilmiah,” ujarnya.
Menurut Ilhamsyah, workshop ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk memahami cara memanfaatkan AI secara bijak dalam penelitian. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut melalui workshop lanjutan, pelatihan teknis, maupun kolaborasi penelitian.
Materi workshop disampaikan oleh Dr. Enas Abulibdeh dari Al Ain University, Uni Emirat Arab. Dalam paparannya, ia memperkenalkan konsep illusion of knowledge, yakni pemahaman bahwa teknologi tidak sesulit yang dibayangkan selama pengguna bersedia belajar dan berlatih secara mandiri.
“AI will not replace anyone who knows how to use it. Practice with me, and we will see the result,” ungkapnya.
Dr. Enas menekankan bahwa AI tidak hanya bermanfaat dalam studi akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Ia mendorong mahasiswa untuk memublikasikan hasil penelitian secara bertanggung jawab dan tidak sekadar menyalin hasil dari ChatGPT atau perangkat AI lainnya.
Ia juga mengibaratkan AI seperti mesin cuci, di mana pengguna tidak harus memahami cara kerja teknisnya secara mendalam, tetapi perlu mengetahui cara menggunakannya dengan tepat.
“It’s not your job to know how AI works, but you must know how to use it,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Enas menyoroti cepatnya perubahan dalam dunia pendidikan global. Menurutnya, banyak institusi pendidikan yang tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi sehingga tertinggal. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk terus meningkatkan keterampilan, bahkan setelah lulus, agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman.
Ia juga memaparkan hasil studi internasional yang menunjukkan bahwa sekitar 86 persen mahasiswa telah menggunakan AI dalam studi mereka, serta menyinggung sejumlah platform AI yang dinilai lebih kredibel untuk kepentingan akademik. Menurutnya, teknologi perlu dimanfaatkan secara bijak karena menjadi bagian dari keterampilan masa depan.
Melalui workshop ini, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan penguasaan teknologi, kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan komunikasi sebagai bekal utama dalam menghadapi dunia kerja dan penelitian di era digital.
Penulis: Fina Efendi – Mahasiswa Volunteer Humas, Prodi Ilmu Komunikasi
Alat AksesVisi