Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Farish A. Noor: Indonesia-Malaysia Miliki banyak Kesamaan
16 Agustus 2010
Widyawati
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
UIN Online ? Fakultas Usuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar menggelar diskusi bersama Dr Farish A. Noor, Senin (16/08/2010). Diskusi kali ini mengangkat tema Pemikiran Politik Islam Asia Tenggara: Kasus partai-partai kecil politik Islam di Malaysia-Indonesia di aula gedung fakultas ushuluddin dan filsafat di kampus II Samata. Dr Faris A. Noor mengungkapkan pada sesi pengantar diskusi bahwa, Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan. "Jadi tak heran jika proses politik Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan". Demikian kata dosen Universitas Teknologi Singapura ini. ?Dengan adanya persamaan tersebut, maka ada pengaruh pada politik di Malaysia jika sesuatu terjadi di Indonesia, begitupun sebaliknya.? Dr Farish yang menyelesaikan program magister dan doktor di Inggris ini juga mengagumi keunggulan intelektual dan kebebasan berpikir dari pada tokoh-tokoh pemikir Indonesia. Sebut misalnya, Natsir, Nurchalish Madjid. ?Para pelajar dan tokoh intelektual Indonesia lebih kritis di banding dengan pelajar dan tokoh intelektual Maalaysia. Hal ini disebakan karena para pelajar di Malaysia sangat tergantung pada pemerintah,? ungkap pria yang juga merupakan dosen di universitas Houmbold Jerman ini. Diskusi yang dipandu dekan fakultas ushuluddin dan filsafat, Prof Dr Musafir dihadiri sekitar 30an dosen. Peserta diskusi tidak hanya dari fakultas ushuluddin tapi juga diikuti oleh dosen dari fakultas syariah serta fakultas trabiyah.
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
Riset Peternakan Sapi di Bulukumba, WR III UIN Alauddin Makassar dan Tim Dapat Dana Hibah Rp 5 M
Next Post
Dua Tim Dosen UIN Alauddin Makassar Lolos Pendanaan Riset, Dapat Rp10 M
Berita Terbaru
Berita Populer
Riset Peternakan Sapi di Bulukumba, WR III UIN Alauddin Makassar dan Tim Dapat Dana Hibah Rp 5 M
20 Desember 2024
Dua Tim Dosen UIN Alauddin Makassar Lolos Pendanaan Riset, Dapat Rp10 M
20 Desember 2024
Skandal Uang Palsu: Rektor UIN Alauddin Pecat Dua Pegawai dengan Tidak Hormat
20 Desember 2024
Rektor dan Pimpinan Bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Lakukan Rapat Koordinasi dengan LPP-LK
20 Desember 2024
Tiga Mahasiswa FKIK Raih Juara 3 Lomba Integrity Challenge oleh BBPK Makassar
20 Desember 2024
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Dosen Keperawatan UIN Alauddin Loloskan 23 Soal pada Try Out UKNI ke-XXX
02 Oktober 2024
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011