Gambar Dari Marbot Masjid hingga ke Guru Besar: Prof. La Ode Ismail Ahmad Teguhkan Nilai Tata Krama Sosial

Dari Marbot Masjid hingga ke Guru Besar: Prof. La Ode Ismail Ahmad Teguhkan Nilai Tata Krama Sosial

UIN Alauddin Online - Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar kembali menambah deretan guru besarnya. Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat di Gedung Auditorium UIN Alauddin Makassar saat Prof. Dr. H. La Ode Ismail Ahmad, S.Ag. M.Th.I resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Sosiologi Hadis pada Selasa, 14 Oktober 2025. 

Ketua Program studi Ilmu Hadis Pascasarjana UIN Alauddin Makassar itu mengangkat tema pidato pengukuhan “Pengarusutamaan Tata Krama Sosial dalam Membangun Kampus Peradaban: Perspektif Hadis”, yang dinilai relevan dengan dinamika sosial akademik masa kini.

Dalam pidatonya, Prof. La Ode Ismail Ahmad menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif tentang tata krama sebagai bagian yang melekat dalam seluruh aktivitas di lingkungan kampus. Menurutnya, pembinaan karakter dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan workshop tematik.

“Workshop yang dirancang secara tematik dan reflektif dapat menjadi medium pembelajaran yang efektif. Misalnya, sesi tentang etika akademik, sejarah adab dalam tradisi keilmuan Islam dan Barat, serta praktik diskusi dengan nilai tasamuh (toleransi) dan tawadhu’ (rendah hati),” ungkapnya. 

Selain itu, ada pula penerapan kode etik integrasi dengan cara sosialisasi rutin yang membuat semua orang memahami, menerima, dan menerapkannya sebagai bagian dari budaya kerja bersama. 

Pendiri Saoraja Hadis Institute Al-Musnad itu juga menekankan pentingnya penerapan kode etik yang diintegrasikan melalui sosialisasi rutin agar seluruh sivitas memahami dan menerapkannya sebagai budaya kerja bersama. 

Hal itu, menurtunya, bisa dilakukan secara komunikatif, seperti melalui pelatihan, seminar, dan diskusi bersama. Sebab, dialog etis terbukti membentuk kesadaran kolektif yang memperkuat karakter lembaga. 

Lebih lanjut, Prof. La Ode Ismali Ahmad menilai penguatan tradisi ilmiah dan akhlaki juga menjadi startegi penting. Ia menyarankan agar kampus rutin menggelar seminar tentang etika riset, tanggung jawab keilmuan, serta kajian kolboratif antara dosen dan mahasiswa untuk menumbuhkan pola pikir terbuka dan rendah hati.

Menutup pidatonya yang sarat refleksi, penulis aktif karya lmiah dan buku tersebut menyampaikan harapan agar UIN Alauddin tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu, tetapi juga ruang pembentukan kebijaksanaan.

"Kampus bukan hanya ruang berpikir, tetapi juga ruang untuk berzikir", tutupnya.

Penulis: Fina Efendi - Mahasiswa Volunteer Prodi Ilmu Komunikasi

Previous Post FUF UIN Alauddin Makassar Juara Umum INISCOM 2025 di UIN Surabaya
Next Post Resmi! UIN Alauddin Luncurkan Buku Pedoman, Standar Etika Baru Kampus Peradaban.