Gambar Banyak Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Jurusan Umum Jadi Teroris

Banyak Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Jurusan Umum Jadi Teroris

UIN Online-Maraknya aksi teroris yang terjadi di Indonesia salah satu sumbernya dari mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi Negeri yang memiliki jurusan umum dan memilih teroris. Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Derakalisasi Terorisme di Indonesia Prof Dr Irfan Idris. Peryataan itu ia keluarkan ketika membawa seminar Internasional yang digelar oleh jurusan Peradilan Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang diadakan di gedung Auditorium Kampus II Samata Gowa, Sabtu (29/29/2012). Tidak sedikit alumni dari kampus umum di Jawa yang merakit bom, belajar dari internet. Terutama dari perguruan tinggi jurusan umum seperti kedokteran. “Tidak diragukan lagi jika PTAI. Karena kami telah memiliki data-data dari intelejen,”ungkap Prof Irfan Idris. “Saya sekarang sedang mengumpulkan nama-nama kampus, lebih 400 kampus yang ada di Indonesia, 450 di diknas PTN-PTN, 200 di bawah Kemenag PTN PTS termasuk UIN, IAIN, STAIN, tapi justru perguruan tinggi negeri seperti eksakta, kedokteran, teknik, yang tidak pernah belajara agama secara mendalam yang melakukan aksi teroris,”paparnya. Menurutnya, mereka hanya berasal dari SMA negeri kemudan masuk perguruan tinggi dan didoktrin, kemudian menjadi radikal dan akhirnya menjadi teroris. “Lebih kuat dugaan bibit pengeboman berasal dari perguruan tinggi dibanding dari pesantren karena di pesantren jika kita melihat kurikulumnya, biasanya hanya belajar kitab gundul dan kitab gonrong. Hanya diperguan tinggi-lah yang banyak memperkenalkan zat-zat kimia,”ungkap laki-laki yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Namun, ia manambahkan, ketika ada aksi redikal yang bersumber dari pesantren, berarti pesantren tersebut yang tidak terdaftar di kemenag.
Previous Post Riset Peternakan Sapi di Bulukumba, WR III UIN Alauddin Makassar dan Tim Dapat Dana Hibah Rp 5 M
Next Post Dua Tim Dosen UIN Alauddin Makassar Lolos Pendanaan Riset, Dapat Rp10 M