Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Alasan Pendiri IAIN Memilih Tokoh Sultan Alauddin pada Nama UIN
10 November 2010
Muh Rapi
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
UIN Online
- Gagasan mendirikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Makassar muncul setelah berdirinya IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada tahun 1962, cabang IAIN dibuka di Makassar, dengan status sebagai cabang filial IAIN Yogyakarta yang sebelumnya merupakan fakultas-fakultas agama Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Tanggal berdirinya IAIN terkait dengan nuansa kepahlawanan, karena peresmiannya di Makassar sebagai cabang IAIN Yogyakarta, bertepatan dengan hari pahlawan 10 Nopember 1962. Pada perkembangannya terdapat gagasan untuk mendirikan IAIN tersendiri di Makassar.
Pemikiran ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat dan pihak terkait lainnya. Tiga tahun kemudian dan sekali lagi dengan nuansa kepahlawanan, 10 November 1965, IAIN secara resmi berdiri sendiri dengan nama IAIN Alauddin Makassar.
"Alauddin" yang menjadi nama IAIN yang diusulkan adalah gelar Raja Gowa XIV (1593 - 1639) I Mangngerangi Daeng Manrabbia, kakek Sultan Hasanuddin, raja Gowa XVI. Setelah meninggal diberi gelar Tumenanga ri Gaukanna (yang mangkat dalam kebesaran kekuasaannya) atau Tumenanga ri agamana (yang mangkat dalam agamanya).
Karena ia adalah raja Gowa pertama yang menerima Islam sebagai agama kerajaan, maka kepadanya diberi gelar "Sultan Alauddin". Nama "Alauddin" bagi IAIN di Makassar mula pertama dicetuskan para pendiri IAIN di daerah ini. Diantaranya Andi Pangerang Petta Rani. Sampai saat itu, IAIN di beberapa provinsi yang berdiri sendiri mengambil nama-nama tokoh penyebar Islam di daerah mereka.
Sultan Alauddin yang diusulkan untuk diabadikan namanya sebagai nama IAIN di Makassar, selain karena ia adalah raja Gowa pertama menerima Islam, juga memiliki andil yang besar dalam penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dan dikawasan Indonesia bagian timur.
Dengan demikian penamaan ini mengandung harapan peningkatan kejayaan Islam di masa mendatang di Sulawesi Selatan pada khususnya dan di Indonesia bagian timur pada umumnya.
Kini IAIN berubah nama menjadi UIN Alauddin di tahun 2005 dan telah berusia 45 tahun. Empat puluh tahun menjadi IAIN dan lima tahun dijalaninya sebagai UIN Alauddin di tahun 2010.
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
Rektor dan Pimpinan Bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Lakukan Rapat Koordinasi dengan LPP-LK
Next Post
Prodi Ilmu Perpustakaan Lakukan Monitoring dan Evaluasi Internal
Berita Terbaru
Berita Populer
Riset Peternakan Sapi di Bulukumba, WR III UIN Alauddin Makassar dan Tim Dapat Dana Hibah Rp 5 M
20 Desember 2024
Dua Tim Dosen UIN Alauddin Makassar Lolos Pendanaan Riset, Dapat Rp10 M
20 Desember 2024
Skandal Uang Palsu: Rektor UIN Alauddin Pecat Dua Pegawai dengan Tidak Hormat
20 Desember 2024
Rektor dan Pimpinan Bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Lakukan Rapat Koordinasi dengan LPP-LK
20 Desember 2024
Tiga Mahasiswa FKIK Raih Juara 3 Lomba Integrity Challenge oleh BBPK Makassar
20 Desember 2024
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Dosen Keperawatan UIN Alauddin Loloskan 23 Soal pada Try Out UKNI ke-XXX
02 Oktober 2024
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011