Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar secara resmi mengukuhkan empat guru besar baru dalam Sidang Senat Terbuka Luar Biasa. Prosesi yang berlangsung khidmat ini digelar di Gedung Auditorium, Kampus II Samata, Gowa, pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Sidang senat dipimpin oleh Ketua Senat, Prof. Dr. Mardan, M.Ag., dan diresmikan langsung oleh Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D.. Keempat guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Muljono Damopolii (Pemikiran Pendidikan Islam), Prof. Dr. Nurhidayat Muhammad Said (Ilmu Dakwah), Prof. Dr. Hj. Syamzan Syukur (Historiografi Islam), dan Prof. Dr. H. La Ode Ismail Ahmad (Sosiologi Hadis).
Dalam orasinya, Prof. Muljono Damopolii menyoroti bahwa gelar keilmuan tidak boleh hanya menjadi simbol dan ornamen semata. Ia menekankan pentingnya aplikasi ilmu di tengah masyarakat sebagai cerminan sejati dari sebuah gelar.
“Gelar akademik, mulai dari kyai, ustadz, hingga profesor, harus menjadi cerminan aplikasi ilmu di tengah masyarakat, bukan sekadar ornamen di belakang nama," tegas Prof. Muljono.
Sementara itu, Prof. Nurhidayat Muhammad Said membahas peluang dan tantangan dakwah di era digital yang serba cepat. Menurutnya, AI membuka ruang baru untuk personalisasi dakwah, namun ia juga mengingatkan bahwa teknologi tidak akan bisa menggantikan interaksi yang tulus dari hati ke hati.
Isu etika dan karakter juga menjadi perhatian utama melalui pidato Prof. La Ode Ismail Ahmad. Ia mengusung strategi sistematis untuk mengarusutamakan tata krama sosial di lingkungan kampus melalui workshop dan penguatan tradisi ilmiah yang berakhlak.
“Kampus bukan hanya ruang berpikir, tapi juga bisa jadi ruang untuk berzikir,” tutup Prof. La Ode.
Rektor UIN Alauddin, Prof. Hamdan Juhannis, memberikan ulasan unik yang kritis dan mendalam terhadap pidato para guru besar. Pidato tanggapannya ditutup dengan pesan-pesan moral yang kuat, menjadikan acara pengukuhan ini tidak hanya formal tetapi juga penuh makna.
Dengan bertambahnya empat guru besar baru, UIN Alauddin Makassar semakin memperkuat perannya sebagai pusat pengembangan ilmu dan peradaban. Kontribusi para profesor baru ini diharapkan mampu menjawab tantangan zaman dengan ilmu yang membumi dan berakhlak.
Penulis: Nurlatifah - Mahasiswa Magang Prodi KPI
Alat AksesVisi