UIN Alauddin Online — Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menunjukkan kepeduliannya terhadap para korban insiden kebakaran Gedung DPRD Makassar dengan turut mendampingi kunjungan Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., ke Rumah Sakit Grestelina, Minggu, 31 Agustus 2025.
Tercatat empat pegawai menjadi korban, dengan tiga orang masih menjalani perawatan intensif di IGD RS Grestelina. Mereka adalah Sahabuddin (staf), Arief (cleaning service), dan Heriyanto (staf) yang membutuhkan penanganan medis lanjutan dengan pemasangan selang.??Dalam kunjungan tersebut, Menteri Agama didampingi Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., Kepala Biro AUPK UIN Alauddin H. Anwar Abubakar, S.Ag., M.Pd., serta sejumlah civitas akademika. Selain memberikan doa dan dukungan moral, rombongan juga menyerahkan bantuan sosial kepada para korban.
Menag menyampaikan doa agar para korban segera diberi kesembuhan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Ia juga berpesan agar peristiwa duka tersebut menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia.
“Semoga bangsa kita tidak lagi mengalami peristiwa seperti ini. Kita harus mengambil pelajaran berharga, terutama untuk memandang kehidupan dengan kematangan. Mudah-mudahan di masa akan datang peristiwa serupa tidak terjadi lagi, dan mari kita jadikan semua ini sebagai pembelajaran untuk menambah kematangan hidup kita berbangsa dan bernegara,” tutur Menag.
Lebih lanjut, Menag menekankan pentingnya menjaga nilai demokrasi dengan cara-cara damai.
“Menyampaikan aspirasi adalah hal demokratis. Para pemuka agama, mari kita imbau umat untuk menyampaikan tanpa melakukan tindak kekerasan. Kami juga mengimbau kepada masyarakat supaya dalam rangka menyampaikan pendapat kiranya kita tidak melampaui batas,” tambahnya.
Kehadiran Menag bersama UIN Alauddin Makassar ini diharapkan menjadi bentuk nyata solidaritas dan kepedulian terhadap korban serta keluarga, sekaligus memperkuat pesan moral bagi masyarakat luas tentang pentingnya menjaga persatuan, kedamaian, dan cara-cara bermartabat dalam menyampaikan aspirasi.?