UIN Online - UIN Alauddin kembali mencetak doktor baru. Kali ini adalah doktor dalam bidang Ilmu Pemikiran Islam, Dr. Duriana, M. Ag. Dengan judul disertasi, Pemurnian Tasawuf Ibnu Taimiah: Implikasinya Terhadap Pengamalan Keruhanian Muhammadiyah. Promosi doktornya berlangsung di gedung Pasca Sarjana (PPs), kampus I UIN Alauddin Selasa, (04/12/2012) malam.
Disertasi dosen IAIN Ambon ini meneliti dengan tujuan, mengungkapkan implikasi pemurnian tasawuf yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah terhadap pengamalan keruhanian dalam Muhammadiyah.
Menggunakan penelitian kepustakaan dengan tiga pendekatan, yakni pendekatan filosofi, teologis, pendekatan sejarah kemudian dianalisis dengan analisisi kritis dan analisis sintesis.
Mantan Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Ambon ini menemukan pandangan Ibnu Taimiyah merupakan rekonstruksi dan reformulasi dari tasawuf sunni dan tasawuf filsafat dengan pendekatan metode salaf al salih sehingga menghasilkan tasawuf yang dinamai tasawuf masyru’I yaitu tasawuf yang berdasarkan kontrol syariat Islam yakni Al-Qur’an dan Sunnah.
“Ibnu Taimiah bersifat kritis terhadap tasawuf karena adanya problema dalam tasawuf yang secara garis besar berkaitan dengan problem akidah tauhid dan ibadah ritualis. Sebab, dalam kenyataannya praktik tasawuf yang berubah bentuk menjadi tarekat banyak memunculkan ritus-ritus dan ibadah yang menurut Ibnu Taimiyah banyak melampaui batas syariat yang dikategorikan sebagai bid’ah sementara konsep tasawuf filsafat beserta perenungan yang dilakukan banyak berseberangan dengan akidah tauhid yang menjadi pokok keimanan Islam,”kata Duriana di hadapan penguji dan promotor ketika diberi kesempatan untuk memaparkan isi disertasinya.
Promotor terdiri dari Prof. Qasim Mathar, dan Prof Nihaya. Co Promotor adalah Dr. Nurman Said MA. Dewan penguji terdiri dari, Prof. Natsir Mahmud, Prof. Darussalam Syamsuddin, D.r Muh. Sabri AR. Penguji eksternal, Ketua STAIN Datokarama Palu, Prof. Dr. Zainal Abidin, M Ag.
Prof. Nihaya menilai Duriana kurang mempunyai prinsip yang kuat. Begitu promotornya ingin mengajukan merubah judulnya, dia langsung merobahnya. Sehingga dinilai tidak memiliki temuan baru. Namun, Duriana lulus dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 91,14.
“Karena amalan kerohanian itu kan umum. Seandainya ia bertahan pada judulnya semula dan mengemukakan bagaiamana sebenarnya tasawuf yang diharapkan oleh Muahammadiyah. Terjadinya penyimpangan di era globalisasi karena amalan tarekat sudah hilang. Yang ada hanya syariat kulit-kuliat saja,”kata Prof Nihaya.