Gambar Prof Deddy Mulyana: Komunikasi Sangat Penting Bagi Kesehatan

Prof Deddy Mulyana: Komunikasi Sangat Penting Bagi Kesehatan

UIN Online - Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Prof Deddy Mulyana MA PhD hadir menjadi pembacara dalam Seminar Nasional bertajuk “Prospek, Tantangan, dan Hambatan Komunikasi Kesehatan di Indonesia.” Kegiatan yang digelar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Sulsel ini berlangsung di Aula Gedung Rektorat lantai IV. Senin (22/02/2016)

Dalam materinya, Professor lulusan Monash University Australia ini membahas tentang "Filosofi Komunikasi Kesehatan". Keefektifan dalam berkomunikasi ternyata memberikan dampak kesehatan bagi seseorang yang sedang sakit. 

Deddy Mulyana memberikan beberapa contoh terkait peran komunikasi terhadap kesehatan. Ia mengatakan orang yang tidak kunjung sembuh meski melakukan pengobatan di rumah sakit, salah satunya disebabkan dokter yang kurang ramah dalam berkomunikasi dengan pasien.

“Di dunia ini seratus ribu pasien mengalami malpraktek. Dan salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor komunikasi antara dokter dan pasien,” jelas lelaki kelahiran Bandung, 28 Januari 1958 ini.

Permasalahan komunikasi tersebut, kata Deddy, menurut penelitian disebabkan karena adanya kecenderungan para dokter, maneger rumah sakit atau apoteker yang menganggap bahwa disiplin ilmunya lebih baik dan tidak membutuhkan disiplin ilmu lain termasuk komunikasi. 

“Pasien terkadang hanya memberikan kesempatan untuk berbicara lebih banyak tentang kondisinya. Dokter langsung memotong pembicaraan dan memberikan resep obat.”

Selain itu, bahasa juga sangat penting dalam keselamatan jiwa seseorang yang sedang sakit. Tidak semua penyakit bisa diterjemahkan secara harfiah ke dalam beragam bahasa. Sementara penyakit sangat terikat oleh budaya.

“Jadi bagaimana penyakit itu didefinisikan, apa sebab-sebabnya dan bagaimana solusinya itu terikat oleh budaya,” jelas Guru Besar Tamu di sejumlah negara ini.

Terakhir, peneliti dengan kurang lebih 40 judul buku yang ditulisnya ini berharap agar komunikasi kesehatan dapat dimasukkan sebagai mata kuliah atau program studi di Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar. “Ini sangat penting untuk diteliti. Kalau bisa komunikasi kesehatan dapat dijadikan program studi. Di luar negeri, ilmu ini sudah banyak,” tutupnya.

Previous Post Dekan FAH Resmi Membuka Seminar Linguistik dan Peringati HUT ke-26 BSI
Next Post Wakil Dekan 1 FAH Bahas Pentingnya Literasi pada Dialog Buku dan Penulisan di Maros