UIN Alauddin Online – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Alauddin Makassar menggelar Pekan Aksi Zero Tolerance terhadap Kekerasan Seksual di lingkungan kampus sebagai rangkaian Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) tahun 2025. Kegiatan berlangsung selama sepuluh hari, mulai 25 November hingga 4 Desember 2025.
Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag. pada Talk Show Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPS) dengan tema Zero Tolerance Terhadap Kekerasan Seksual lingkup kampus di Auditorium FEBI Kampus II UIN, Selasa 25 November 2025.
Pekan aksi ini menghadirkan enam kegiatan utama, yaitu Talk Show, pemilihan Duta PPKS, Lomba Esai, Lomba Debat, Lomba Video Edukasi, serta Lomba Poster. Total peserta seluruh kegiatan mencapai 136 mahasiswa.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Kamaluddin Abunawas M Ag menegaskan, bahwa agama sangat melarang segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, baik fisik maupun verbal.
“Agama melarang keras segala bentuk kekerasan. Sebagai PTKI, kegiatan seperti ini sangat penting agar pemahaman tentang kekerasan seksual dipahami bersama,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kekerasan seksual dapat dilakukan siapa saja, termasuk oknum dosen.
“Kalau ada dosen melakukan kekerasan seksual, termasuk pimpinan sekalipun, mahasiswa silakan lapor. Ini adalah wadah terbaik untuk melindungi kalian,” tegasnya.
Prof Dr Kamaluddin Abunawas M Ag menyampaikan harapannya agar seluruh edukasi, materi, dan kampanye zero tolerance dapat diterapkan dan direnungkan oleh seluruh mahasiswa sehingga UIN Alauddin tetap menjadi kampus aman dan bebas dari kekerasan seksual.
Sementara itu, Ketua LP2M, Dr. Rosmini Amin M Th I, menilai bahwa kekerasan seksual adalah isu yang sangat kompleks dan dapat terjadi di berbagai institusi, termasuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
“Kekerasan seksual itu sangat kompleks. Sebagai PTKI, UIN Alauddin tidak hanya memiliki tanggung jawab moral, tetapi juga tanggung jawab kelembagaan untuk memastikan seluruh civitas akademika terlindungi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pekan aksi ini diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan yang melibatkan seluruh elemen kampus, bukan hanya mahasiswa. Melalui berbagai lomba dan edukasi PPKS, UIN Alauddin diharapkan mampu membangun kesadaran kolektif dalam melawan kekerasan seksual.
Sejalan dengan itu, Ketua PSGA, Prof. Dr. Djuwariah Ahmad, M.TESOL., menjelaskan bahwa pelaksanaan pekan aksi ini merupakan upaya kampus dalam menumbuhkan kesadaran kolektif mengenai pentingnya pencegahan kekerasan seksual.
“Peringatan selama 10 hari ini diikuti berbagai lomba, mulai dari Duta PPKS dengan 24 peserta, debat 25 peserta, poster 30 peserta, video 24 peserta, dan esai 33 peserta. Totalnya mencapai 136 mahasiswa,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi agenda tahunan PSGA agar isu PPKS semakin menjadi perhatian seluruh warga kampus.
Guru Besar Imu Pendidikan Bahasa Inggris ini berharap pekan aksi tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi benar-benar memperkuat budaya anti kekerasan seksual dengan menciptakan ruang aman dan bebas dari rasa khawatir bagi seluruh mahasiswa.
Alat AksesVisi