UIN Online – Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Dr H Usman Jasad MPd untuk tidak bergantung pada proposal jika ingin menggelar suatu kegiatan. Menurutnya, mahasiswa harus pintar mendatangkan uang sendiri.Salah satu metode yang ditawarkan oleh Usman Jasad adalah “Dakwah Enterpreneur Team”. Metode ini dia telah terapkan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) dengan cara merekrut 25 mahasiswa dan disebar untuk membawakan khutbah jumat, ceramah pengajian, dan lainnya.Usman Jasad menambahkan bahwa dirinya memfasilitasi mahasiswa tersebut untuk melakukan kegiatan dakwah dan hasil yang diperoleh mahasiswa disisihkan 20% untuk lembaga BEM Fakultas, dan 80% menjadi milik mahasiswa itu sendiri. 20% inilah yang digunakan BEM untuk melakukan kegiatan, bukan hanya bergantung proposal yang pengurusannya memakan waktu lama.“Jadi mahasiswa harus berfikir untuk mendatangkan uang dengan caranya sendiri, bukan dengan harus mengurus dengan proposal yang memakan waktu lama,”ujarnya ketika ditemui reporter UIN Online usai melaporkan konsepnya tersebut kepada Rektor UIN Alauddin, Prof Dr HA Qadir Gassing HT MS.Di samping membantu lembaga BEM, metode itu menurutnya juga bisa membantu mahasiswa itu sendiri. Terbukti dalam jangka waktu 2 pekan diterapkan, ada mahasiswanya yang sudah mampu membayar SPP nya sendiri. “Jadi saya tanya ke mahasiswa tersebut, telpon orang tuamu di kampung, tanya, tidak usah kirimi saya uang SPP pak/bu,” ujarnya.Usman Jasad mengungkapkan bahwa metode ini sangat tepat untuk diterapkan karena ini menjadi kekuatan kita sebagai Universitas yang berlabel Islam. “Jadi kita harus tunjukkan bahwa kita punya kekuatan, mahasiswa kita bisa kuliah sambil bekerja untuk membiayai kuliahnya,” ujarnya.Selain itu, ketika mahasiswa telah menyelesaikan kuliahnya di UIN Alauddin, mereka sudah tahu bagaimana yang harus dilakukan. “Mereka tidak pusing lagi cari kerja karena sudah bekerja saat masih duduk di bangku kuliah,” ungkapnya.Setelah menemui Rektor, Usman Jasad mengungkapkan bahwa metode ini diharapkan dapat menjadi program institusi, dalam artian bukan hanya FDK yang menerapkan, tapi bisa menjadi program Universitas dan diterapkan seluruh Fakultas yang ada di lingkup UIN Alauddin sebagai wujud peningkatan kualitas mahasiswa. (*)