Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fasilitas Kampus
Peta Kampus
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Orang Kota juga Bisa Jadi Radikal
01 Agustus 2010
Penulis: Hambali
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
UIN Online ? Demikian pernyataan yang dilontarkan Suaedi Asy'ari, PhD dihadapan peserta konferensi Internasional Islam dan demokrasi yang digelar UIN Alauddin Makassar di Horel Mercure Regency Makassar, Ahad (1/7/2010). Suaedi tampil mempresentasikan makalahnya dengan judul ' The case of Muhammadiyah and NU in the other island of Indonesia', cukup mengundang perhatian dari peserta saat tampil pada sesi pertama dihari kedua bersama Prof Dr Ahmad Al-Khatib dari Irak. Setelah melontarkan pernyataan tersebut, Suaedi mendapat pertanyaan dari salah satu panitia seminar lewat pesan singkat (SMS) tentang muslim moderat. menurutnya, ?Pandangan atau sikap moderat tidak tergantung pada tempat domisili apakah ia tinggal di desa atau di kota," ungkapnya. "Jadi, orang kota pun dapat berpandangan radikal," tukasnya. Hal itu dapat terjadi kata Suaedi, karena kurangnya pergaulan atau ia cenderung tertutup dengan lingkungannya serta informasi yang diperolehnya tidak benar, atau dalam teori di sebut dengan praduga yang salah, tambah Suaedi.
Kategori:
Berita dan Informasi Kampus
4.3K
Tags:
Pengabdian Masyarakat
720
Seminar
1.1K
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
Rektor UIN Alauddin Lantik Dr. Nurmiati Jadi Kepala P2B, Titip Tugas Maksimalkan Aset Kampus
Next Post
Mahasiswa Jurnalistik UIN Alauddin Makassar ‘Terbang’ ke Malaysia untuk PPL di UMS Sabah
Berita Terbaru
Berita Populer
Rektor UIN Alauddin Lantik Dr. Nurmiati Jadi Kepala P2B, Titip Tugas Maksimalkan Aset Kampus
01 November 2025
Mahasiswa Jurnalistik UIN Alauddin Makassar ‘Terbang’ ke Malaysia untuk PPL di UMS Sabah
01 November 2025
Resmi Dibuka, Rektor UIN Alauddin Yakin Dies Natalis ke-60 Bakal Paling Semarak
01 November 2025
UIN Alauddin Makassar Ikuti Workshop Internasionalisasi PTKI di UIII
01 November 2025
Rektor UIN Alauddin Makassar Hadiri AICIS+ 2025 di Universitas Islam Internasional Indonesia
30 Oktober 2025
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Dosen Keperawatan UIN Alauddin Loloskan 23 Soal pada Try Out UKNI ke-XXX
02 Oktober 2024
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011
Lewati ke konten
Buka bilah alat
Alat AksesVisi
Fokus Lebih Jelas
Perbesar Teks
Perkecil Teks
Spasi Teks
Grayscale
Kontras Tinggi
Kontras Negatif
Latar Terang
Nonaktifkan Animasi
Tautan Garisbawah
Mudah Dibaca
Reset