UIN Alauddin Online – Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Arsal Andika mengukir prestasi dalam ajang pemilihan duta Museum Lagaligo tingkat provinsi yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan UPT Museum dan Taman Budaya di Hotel Claro Makassar pada Senin, 1 November 2021.
Mahasiwa Jurusan Ilmu Komunikasi (Ikom) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) tersebut mampu meraih Top 5 dan best favorite dari 100 peserta putra dan putri yang berasal dari 24 Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Mahasiswa angkatan 2021 ini membawa visi dan misi yakni memanfaatkan era digitalisasi sebagai sebuah solusi bukan penghalang yang mengantarkan dirinya menyabet Top 5.
Memanfaatkan era digitalisasi papar dia, sebagai perwujudan dari revolusi industri 4.0 untuk melestarikan dan menjaga museum itu sendiri.
"Misalnya saja dengan terus mengadakan pameran virtual yang manfaatnya dalam dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Kemudian kita bisa membuat semacam board game atau permainan menarik untuk anak di museum agar saat berkunjung, anak-anak tidak akan merasa bosan," terang Arsal Andika.
Sebelum malam penganugerahan, ia mengikuti karantina selama 3 hari. Hari pertama pada 29 Oktober di Museum Lagaligo Sulsel dengan agenda penerimaan peserta, technical meeting, pembekalan materi publik speaking, dan juga tes tertulis.
Hari kedua 30 Oktober di Grand maleo Hotel Makassar dengan agenda pembekalan 2 materi dari ahli-ahli sejarah di Sulsel tentang peranan generasi milenial dalam menjaga museum.
"Kemudian ada tes tertulis kembali. Setelah itu adalah pengumuman 15 besar, kemudian pengumuman 10 besar untuk bisa melaju ke grand final. Untuk peserta yang lolos setelah itu melakukan photoshoot dan gladi resik," urainya.
Hari ketiga di Claro hotel Makassar pada 31 Oktober yang merupakan hari puncak atau grand final. Keseluruhan peserta diminta untuk melakukan speech berkaitan dengan beberapa materi yang sudah dipaparkan. Kemudian dilakukan pengumuman 5 besar Putera dan Puteri.
Ada empat poin yang menjadi penilaian juri pada pemilihan duta tersebut, diantaranya tes tertulis, publik speaking, tingkat kepercayaan diri, serta visi-misi peserta.
Ia mengungkapkan, motivasinya mengikuti kegiatan tersebut sebagai ajang untuk mempromosikan kembali museum yang sudah jarang dilirik oleh kaum milenial.
Meskipun meraih Top 5 pemilihan duta museum Lagaligo Sulawesi Selatan 2021, ia mengaku, ajang tersebut adalah kompetisi tersulit yang pernah diikuti.
Hal itu lantaran ia harus bersaing dengan 100 peserta dengan latar belakang yang berbeda-beda hingga akhirnya mampu meraih Top 5 Best Favorite Duta Museum Lagaligo ini.
“Lawan-lawan kompetisi disini semua memiliki latar belakang yang berbeda, ada yang masih SMA, Sementara berkuliah, bahkan ada yang sudah sampai lulus S2 dan tentu ini bukanlah hal mudah untuk ditaklukkan,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, ia berharap kepada generasi milenial agar bisa menjadi motor penggerak dan sebagai role model untuk memperbaiki sedikit demi sedikit citra dari museum itu sendiri.
Hal tersebut imbuh dia, paradigma masyarakat khususnya pemuda tentang museum adalah sesuatu yang sangat tidak menarik dan sudah tidak ada lagi keinginan untuk mengunjunginya.
"Maka dari itu saya berpesan kepada generasi milenial untuk terus mencintai museum dan bisa menjadikan museum sebagai tempat untuk menciptakan kenyamanan bukan kebosanan," ujarnya.
Pemilihan Duta Museum La Galigo sendiri bertujuan mengembangkan minat dan cinta masyarakat akan museum, lewat para pemuda-pemudi yang ada di Sulawesi Selatan.
Hal itu merupakan strategi dalam pengembangan museum yang ada di setiap daerah. Selain itu lewat ajang ini pula diharapkan peserta yang terpilih nantinya dapat menjalankan perannya sebagai Duta.