Gambar Kaji Konsep Kepemimpinan dalam Tafsir Fi Zilal Al-Qur'an, Antarkan Salehuddin Mattawang Raih Gelar D

Kaji Konsep Kepemimpinan dalam Tafsir Fi Zilal Al-Qur'an, Antarkan Salehuddin Mattawang Raih Gelar D

UIN Alauddin Online - Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar sidang promosi doktor oleh Salehuddin Mattawang S Th I M Ag, di LT Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Kamis 17 Oktober 2024.

Promovendus meraih gelar Doktor dengan IPK 4.00 setelah menyelesaikan pendidikan S3 nya selama kurun waktu 3 Tahun 1 Bulan di UIN Alauddin Makassar.

Promovendus yang juga menempuh pendidikan S1 dan S2 nya di UIN Alauddin Makassar itu, berhasil mempertahankan disertasi dengan judul "Konsep Kepemimpinan dalam Tafsir Fi Zilal Al-Qur'an Karya Sayyid Qutub".

Saat memaparkan disertasinya, Dr Salehuddin menjelaskan hakikat kepemimpinan menurut Sayyid Qutub adalah suatu proses dalam memimpin yang memberikan pengaruh sosial kepada orang lain agar senantiasa menjalankan suatu proses sebagaimana yang diharapkan oleh seorang pemimpin berdasarkan nilai-nilai dan prinsip syariah. Term kepemimpinan dalam tafsir Fi Zilal al-Qur'an karya Sayyid Qutub meliputi: Khalifah, Ulil Amri, Malik, Imam, Wali dan Sultan. 

"Secara garis besar dari berbagai term kepemimpinan di atas, term khalifah lebih umum dari pada istilah term kepemimpinan yang lainnya. Hal itu dikarenakan khalifah bukan hanya pada masyarakat umum namun pula khalifah mempunyai cakupan makna pemimpin pada individu atau diri," jelasnya.

"Ulil amri lebih mengarah pada pemimpin bagi umat muslim dengan memenuhi standar keimanan yang ditetapkan dalam Islam. Malik lebih pada pemimpin negara yang bertanggungjawab atas kepemilikan atau kekuasaannya, dengan tetap memperhatikan prinsip keadilan, kesahteraan umatnya, meskipun lafaz malik lebih banyak mengarah pada kekuasaan Allah. Imam bisa berarti pemimpin politik, juga bisa bermakna sebagai pemimpin spiritual, seperti imam dalam salat. Dan Sultan lebih pada kekuasaan yang berkuasa pada wilayah tertentu," sambungnya.

Lebih lanjut, Dosen FUFP itu menuturkan, wujud kepemimpinan dalam tafsir Fi Zilal Al-Qur'an meliputi dua prinsip yaitu prinsip yang disepakati dan prinsip yang diperdebatkan. 

"Prinsip yang disepakati yakni pemimpin mesti senantiasa berlaku adil, sidiq, amanah, tabligh, fathanah, mengedepankan musyawarah, anti suap, dan memiliki kemampuan dalam memimpin. Prinsip yang diperdebatkan ada dua yakni kepemimpinan non-muslim dan kepemimpinan perempuan," tuturnya.

Dr Salehuddin menambahkan, urgensi kepemimpinan Sayyid Qutub dalam tafsirnya meliputi tiga sudut pandang yaitu kepemimpinan sebagai kewajiban dan tanggung jawab bagi setiap muslim, kepemimpinan sebagai sarana dan tujuan dari Islam, dan kepemimpinan sebagai solusi dan alternatif dari sistem-sistem yang tidak Islami.

"Relevansi Konsep Kepemimpinan Sayyid Qutub di Era Kontemporer meliputi lima hal, yakni moralitas dan integritas pemimpin, kepemimpinan yang responsif terhadap tantangan kontemporer, pemecah masalah dan keadilan sosial, mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam konteks modernitas, dan kepemimpinan sebagai pendorong perubahan positif," Ia mengakhiri.

Previous Post FSH UIN Alauddin dan Mahkamah Agung RI Menggelar Seminar Nasional dan Desiminasi Penyempurnaan KHES
Next Post Pusat Peradaban Islam LP2M UIN Alauddin Uji Publik Pedoman Kampus Peradaban