Gambar HMJ Fisika Beri Pemahaman Mahasiswa Tentang Integrasi Teknologi di Dunia Sains

HMJ Fisika Beri Pemahaman Mahasiswa Tentang Integrasi Teknologi di Dunia Sains

UIN Alauddin Online - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) menggelar Seminar Nasional untuk bekali mahasiswa tentang integrasi teknologi di dunia sains, di Ruang Rapat Senat Rektorat UIN Alauddin, Rabu, 23 Oktober 2024.

Seminar ini mengangkat tema “Metamorfosa Sains Era Society 5.0 dengan Integrasi Teknologi dan Kemanusiaan,” dengan menggandeng dua narasumber, yakni Wakil Lurah LPDP Singapore, Ahmad Albar dan Dosen Program Studi Fisika FMIPA UNM, Drs Subaer.

Ketua panitia, Maharani mengungkapkan diangkatnya tema ini karena kemajuan teknologi saat ini menghadirkan berbagai peluang dan tantangan bagi manusia. Maka penting bagi seluruh pengguna teknologi untuk beradaptasi dengan perkembangan, sembari tetap memelihara nilai-nilai kemanusiaan dan humaniora dalam penggunaannya.

“Kami mengangkat tema ini karna sudah memasuki era society 5.0 yang memunculkan peluang juga tantangan yang mesti diselesaikan,” bebernya.

Mahasiswi angkatan 2022 ini berharap agar seminar ini dapat menjadi landasan dalam membentuk individu yang cerdas dan berkelanjutan, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan.

“Harapan kami setelah terselenggaranya seminar ini maka mampu membangun manusia yg cerdas serta berkelanjutan dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusian,” harapnya.

Dalam pemaparannya, Drs Subaer menjelaskan bahwa dari aspek 4.0 sekitar 40% sektor kehidupan di Indonesia masih belum terjangkau, dengan ekonomi kreatif menjadi sektor yang paling dominan dalam penerapannya.

“Masih ada 40?ri sektor kehidupan di Indonesia yang belum tersentuh 4.0, sebab yang paling banyak tersentuh adalah ekonomi kreatif,” paparnya.

Lebih lanjut, dosen UNM tersebut mengatakan kemajuan teknologi di Indonesia belum sepenuhnya mampu memenuhi standar society 5.0. Keamanan siber dinilai masih lemah, sehingga belum cukup untuk melindungi infrastruktur digital yang ada.

“Teknologi di Indonesia belum bekerja dengan baik, cyber security sangat lemah, tidak memenuhi society 5.0. Hal ini menunjukkan perlunya penguatan lebih dalam bidang teknologi dan keamanan siber agar sejalan dengan kebutuhan masyarakat di era digital,” jelasnya.

Sementara itu, pemateri kedua, Ahmad Albar menyampaikan konsep society 5.0 itu di tawarkan oleh Jepang untuk pertama kali, ia mengatakan melihat data dari tahun 2017 salah satu perusahaan luar biasa di dunia mengatakan bahwa pada tahun 2030, sekitar 375.000.000 orang akan kehilangan pekerjaan karena perkembangan teknologi.

“Terutama pekerjaan yang kognitif atau bersifat monoton, misalnya dulu pada saat lewat jalan tol ada penjaganya, sekarang kita hanya menggunakan kartu untuk melewatinya,” ucapnya.

Previous Post FSH UIN Alauddin dan Mahkamah Agung RI Menggelar Seminar Nasional dan Desiminasi Penyempurnaan KHES
Next Post Pusat Peradaban Islam LP2M UIN Alauddin Uji Publik Pedoman Kampus Peradaban